Banyak orang sibuk mempersoalkan "kulit" luarnya agama. Sering kali mereka membela mati-matian hal yang merupakan hanya sebuah "kemasan" agama, namun sebenarnya bagian dalamnya penuh kebusukan yang dibungkus dengan rasionalisasi. "Pokoknya" kita minta keadilan. Inilah iman yang superfisial.
Mari kita hening sejenak mereleksikan, apakah imanku masih superfisial atau sudah memasuki ranah yang Ilahi sesungguhnya? Tuhan Sang Penyelenggara kehidupan menghendaki agar semua orang hidup rukun, bahagia lahir dan batin, bukan penuh intrik mau meniadakan yang lain, dan menyebut KAFIR!
Tapi terserah Anda, untuk memilihnya dan menanggung akibatnya. Sejatinya iman adalah berserah diri kepada Tuhan, dan mohon belaskasihanNya agar semua orang dituntun menuju kebahagiaan sejati, bukan kemunafikan yang berbaju kepentingan 'politis' dan egonya sendiri.
Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.