Foto bersama para peserta |
Pada bulan 2-5 Desember 2013 yang lalu, Ditjen Bimas Katolik, Kementerian Agama RI menyelenggarakan Pertemuan Lintas Komisi (Tokoh Umat) Provinsi Gerejawi Se-Papua di Papua. Hasil Pertemuan tersebut berupa:
REKOMENDASI Bersama
Pertemuan Lintas Komisi (Tokoh Umat) Provinsi Gerejawi Se- Tanah Papua di Jayapura
Dalam penyelenggaraan Allah yang Maha Kasih, Pertemuan Lintas Komisi (Tokoh Umat) Provinsi Gerejawi Se- Tanah Papua di Jayapura dengan tema "Peningkatan Kualitas Pelayanan bagi Masyarakat Katolik di Tanah Papua " dan Subtema: "Tekad dan Kerjasama Pemerintah dan Gereja Katolik untuk Membangun Masyarakat Cerdas, Sejahtera dan Bermartabat di Tanah Papua”, yang dilaksanakan sejak tanggal 2 s.d. 5 Desember 2013, di TRAVELLERS HOTEL SENTANI, Jl. Raya Kemiri No. 282, Kel. Hinekombe, Distrik Sentani, Jayapura, Papua, dihadiri oleh Lintas Komisi (Tokoh Umat) Katolik dari Keuskupan Jayapura, Keuskupan Agats, Keuskupan Timika, Keuskupan Manokwari- Sorong, Keuskupan Agung Merauke dan Bimas Katolik, serta para narasumber. Pertemuan ini diselenggarakan atas kerjasama Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama RI, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, dengan tujuan: (1) untuk memahami bersama kondisi riil umat/masyarakat Katolik di Tanah Papua: hambatan dan tantangan serta potensi dan peluang dalam melaksanakan peran-serta secara aktif dan dinamis dalam pembangunan masyarakat; (2) untuk meningkatkan kerja sama sinergis diantara Komisi-Komisi (Tokoh Umat) Katolik Keuskupan dan antara lembaga Gereja dan Pemerintah dan (3) untuk merumuskan rekomendasi atau langkah-langkah strategis jauh ke depan yang secara konkrit dapat dilaksanakan (realizable - aplikatif) untuk mewujudkan peran aktif umat/masyarakat Katolik dalam pembangunan masyarakat.
Foto bersama para peserta
Gereja Katolik sepanjang sejarah kehadirannya di bumi nusantara telah terlibat dalam aneka karya untuk mewujudkan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik. Upaya untuk mewujudkan kondisi "di atas bumi seperti di dalam surga" telah dilaksanakan melalui berbagai karya dan prakarsa pelayanan pastoral.
Berbagai karya dan prakarsa tersebut telah memberikan pengaruh bermanfaat bagi perbaikan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara, namun tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena keadaban publik dan kesejahteraan umum belum sepenuhnya terwujud. Menyadari kondisi tersebut, Gereja Katolik mengemban tugas pelayanan untuk mengembangkan habitus baru sebagai upaya mengatasi ketidakadaban publik.
Gereja Katolik sebagai institusi maupun komunitas, bersama Negara memiliki tantangan dan peluang untuk membangun gerakan bersama menciptakan tatanan sosial dan politik yang mengabdi pada kesejatian martabat manusia. Dalam upaya menanggapi keprihatinan sosial Gereja, kami telah membahas beberapa hal sehubungan dengan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dan mendapat masukan inspiratif dari:
1. Drs. Agustinus Tungga Gempa, MM, Sekretaris Ditjen Bimas Katolik tentang Visi Misi Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama
2. Kepala Kantor Kementerian Agama Prov. Papua/yang mewakili, materi tentang Kebijakan Pembinaan Umat Beragama dalam Pembangunan Bangsa
3. Fransiskus Endang, SH, MM, Direktur Urusan Agama Katolik tentang:
a) Tugas dan Fungsi Kementerian Agama dalam Pembangunan NKRI
b) Kebijakan Direktorat Urusan Agama Katolik dan Peran Tokoh Umat Agama Katolik dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara
4. Benny Susetyo, Pr, Tokoh Agama dan Budayawan Katolik, tentang:
a) Partispasi Umat Katolik dalam Mewujudkan Kesejahteraan Umum di Tanah Papua
b) Pentingnya Dialog di Tanah Papua untuk Masa Depan Masyarakat Papua yang cerdas, sejahtera dan bermartabat
5. Prof. Dr. B.S. Mardiatmadja,SJ, Dosen STF Driyarkara Jakarta tentang:
a) Masyarakat Katolik dan Politik
b) Peran Organisasi Masyarakat Katolik dalam Pembangunan Bangsa
6. Rm. Izak Resubun, MSC, Dosen STF Fajar Timur tentang
a) Pemberdayaan Masyarakat di Tanah Papua melalui Pendidikan
b) Membangun Tanah Papua berbasis Kearifan Lokal
7. Rm. Aloysius G. Rusmadji, OFM, M.Th, Ketua STP Kateketik St. Rasul Yohanes Jayapura tentang hubungan Gereja Katolik dan Pemerintah di Tanah Papua
Setelah menyimak dengan seksama dan membahas masukan inspiratif, Pertemuan Lintas Komisi (Tokoh Umat) Provinsi Gerejawi Se-Tanah Papua di Jayapura bersepakat menegaskan REKOMENDASI dan KOMITMEN bersama sebagai wujud panggilan sebagai murid Kristus untuk bertindak menanggapi keprihatinan sosial Gereja baik kepada Pemerintah maupun kepada Lembaga Gereja Katolik se-Provinsi Gerejawi Papua sebagai berikut:
1. Pembangunan kualitas kehidupan iman Katolik dan kualitas kerukunan umat beragama di Tanah Papua perlu komunikasi dan kerjasama antara Pemerintah dalam hal ini Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama dan jajarannya, Pemerintah Daerah dengan Keuskupan-keuskupan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
2. Pendekatan dialog antara Pemerintah Pusat, Daerah, TNI, POLRI, Tokoh Adat, Tokoh Agama, harus diusahakan secara terus menerus untuk mewujudkan masyarakat di Tanah Papua sejahtera dan damai antara lain: mengatasi akar permasalahan di Tanah Papua, agar menghentikan kekerasan di Tanah Papua, mendengarkan aspirasi masyarakat dan menghormati hak asasi masyarakat Papua yang majemuk.
3. Pendekatan dialog budaya di tengah modernisasi dan globalisasi harus dikedepankan dalam mengubah pola pikir dan paradigma masyarakat Papua dalam memandang dan membangun dirinya tanpa menghilangkan indentitas/ jati dirinya.
4. Untuk mewujudkan kesejahteraan dan kedamaian warga masyarakat di Tanah Papua kami merekomendasikan jalan iman, yaitu iman yang menyuarakan dan memperjuangkan kebenaran dan keadilan di ruang publik.
5. Salah satu upaya terbaik untuk mewujudkan kesejahteraan umum di tanah papua adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia antara lain melalui peningkatan mutu pendidikan agar dapat mengelola kekayaan yang terkandung di Tanah Papua dengan memperhatikan: pembinaan dan peningkatan kompetensi guru (beragama Katolik), pendidikan berpola asrama yang dikelola secara profesional dengan pendamping yang kompeten, serta mendirikan sekolah – sekolah kejuruan di daerah pedalaman Papua.
6. Mendirikan Sekolah Agama Katolik Negeri dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
7. Upaya lain untuk memberdayakan kehidupan ekonomi masyarakat Katolik di Tanah Papua dengan mengupayakan ekonomi kerakyatan seperti pendirian Credit Union.
8. Pemerintah ( Pusat dan Daerah ) perlu memperhatikan KEARIFAN LOKAL dalam perencanaan pembangunan daerah, bahkan harus memasukkan nilai-nilai kearifan lokal dalam Peraturan Daerah dan sebagai muatan lokal Kurikulum di sekolah-sekolah.
9. Gereja Katolik lebih meningkatkan perhatian terhadap nilai-nilai kearifan lokal Papua sesuai dengan nilai injili dalam reksa pastoralnya .
10. Gereja membuka ”ruang politik” bagi umat untuk melaksanakan pendidikan politik.
11. Menghilangkan Stigma negatif terhadap masyarakat asli Papua.
12. Pemerintah dan Gereja membuat kebijakan untuk mencegah berbagai gerakan yang mencederai kebebasan beragama.
Demikianlah Rekomendasi kami, dengan kesungguhan hati untuk disuarakan dan dilaksanakan sebagai upaya menanggapi panggilan sebagai anggota Gereja dalam mewujudkan Kesejahteraan Umum.
Upaya mewujudkan Rekomendasi Bersama ini, dilandasi keniscayaan karena sejatinya, “Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang dewasa ini, khususnya mereka yang miskin dan mereka yang menderita adalah juga kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para pengikut Kristus.” (Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II, Gaudium et Spes, art 1).
Semoga terpenuhilah apa yang dikatakan Santo Paulus kepada jemaat di Korintus, ”Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama, dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.” (IKorintus 3, 6-8).
b) Kebijakan Direktorat Urusan Agama Katolik dan Peran Tokoh Umat Agama Katolik dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara
4. Benny Susetyo, Pr, Tokoh Agama dan Budayawan Katolik, tentang:
a) Partispasi Umat Katolik dalam Mewujudkan Kesejahteraan Umum di Tanah Papua
b) Pentingnya Dialog di Tanah Papua untuk Masa Depan Masyarakat Papua yang cerdas, sejahtera dan bermartabat
5. Prof. Dr. B.S. Mardiatmadja,SJ, Dosen STF Driyarkara Jakarta tentang:
a) Masyarakat Katolik dan Politik
b) Peran Organisasi Masyarakat Katolik dalam Pembangunan Bangsa
6. Rm. Izak Resubun, MSC, Dosen STF Fajar Timur tentang
a) Pemberdayaan Masyarakat di Tanah Papua melalui Pendidikan
b) Membangun Tanah Papua berbasis Kearifan Lokal
7. Rm. Aloysius G. Rusmadji, OFM, M.Th, Ketua STP Kateketik St. Rasul Yohanes Jayapura tentang hubungan Gereja Katolik dan Pemerintah di Tanah Papua
Setelah menyimak dengan seksama dan membahas masukan inspiratif, Pertemuan Lintas Komisi (Tokoh Umat) Provinsi Gerejawi Se-Tanah Papua di Jayapura bersepakat menegaskan REKOMENDASI dan KOMITMEN bersama sebagai wujud panggilan sebagai murid Kristus untuk bertindak menanggapi keprihatinan sosial Gereja baik kepada Pemerintah maupun kepada Lembaga Gereja Katolik se-Provinsi Gerejawi Papua sebagai berikut:
1. Pembangunan kualitas kehidupan iman Katolik dan kualitas kerukunan umat beragama di Tanah Papua perlu komunikasi dan kerjasama antara Pemerintah dalam hal ini Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama dan jajarannya, Pemerintah Daerah dengan Keuskupan-keuskupan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
2. Pendekatan dialog antara Pemerintah Pusat, Daerah, TNI, POLRI, Tokoh Adat, Tokoh Agama, harus diusahakan secara terus menerus untuk mewujudkan masyarakat di Tanah Papua sejahtera dan damai antara lain: mengatasi akar permasalahan di Tanah Papua, agar menghentikan kekerasan di Tanah Papua, mendengarkan aspirasi masyarakat dan menghormati hak asasi masyarakat Papua yang majemuk.
3. Pendekatan dialog budaya di tengah modernisasi dan globalisasi harus dikedepankan dalam mengubah pola pikir dan paradigma masyarakat Papua dalam memandang dan membangun dirinya tanpa menghilangkan indentitas/ jati dirinya.
4. Untuk mewujudkan kesejahteraan dan kedamaian warga masyarakat di Tanah Papua kami merekomendasikan jalan iman, yaitu iman yang menyuarakan dan memperjuangkan kebenaran dan keadilan di ruang publik.
5. Salah satu upaya terbaik untuk mewujudkan kesejahteraan umum di tanah papua adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia antara lain melalui peningkatan mutu pendidikan agar dapat mengelola kekayaan yang terkandung di Tanah Papua dengan memperhatikan: pembinaan dan peningkatan kompetensi guru (beragama Katolik), pendidikan berpola asrama yang dikelola secara profesional dengan pendamping yang kompeten, serta mendirikan sekolah – sekolah kejuruan di daerah pedalaman Papua.
6. Mendirikan Sekolah Agama Katolik Negeri dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
7. Upaya lain untuk memberdayakan kehidupan ekonomi masyarakat Katolik di Tanah Papua dengan mengupayakan ekonomi kerakyatan seperti pendirian Credit Union.
8. Pemerintah ( Pusat dan Daerah ) perlu memperhatikan KEARIFAN LOKAL dalam perencanaan pembangunan daerah, bahkan harus memasukkan nilai-nilai kearifan lokal dalam Peraturan Daerah dan sebagai muatan lokal Kurikulum di sekolah-sekolah.
9. Gereja Katolik lebih meningkatkan perhatian terhadap nilai-nilai kearifan lokal Papua sesuai dengan nilai injili dalam reksa pastoralnya .
10. Gereja membuka ”ruang politik” bagi umat untuk melaksanakan pendidikan politik.
11. Menghilangkan Stigma negatif terhadap masyarakat asli Papua.
12. Pemerintah dan Gereja membuat kebijakan untuk mencegah berbagai gerakan yang mencederai kebebasan beragama.
Demikianlah Rekomendasi kami, dengan kesungguhan hati untuk disuarakan dan dilaksanakan sebagai upaya menanggapi panggilan sebagai anggota Gereja dalam mewujudkan Kesejahteraan Umum.
Upaya mewujudkan Rekomendasi Bersama ini, dilandasi keniscayaan karena sejatinya, “Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang dewasa ini, khususnya mereka yang miskin dan mereka yang menderita adalah juga kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para pengikut Kristus.” (Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II, Gaudium et Spes, art 1).
Semoga terpenuhilah apa yang dikatakan Santo Paulus kepada jemaat di Korintus, ”Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama, dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.” (IKorintus 3, 6-8).
Jayapura, PAPUA, 5 Desember 2013
Kami yang bersehati mengemban amanat pastoral
Pertemuan Lintas Komisi (Tokoh Umat) Provinsi Gerejawi Se-Papua di Papua
NO
|
NAMA
|
GOL
|
UTUSAN
|
|
1
|
P. Lewi Ibori, OSA
|
IV
|
Kota Sorong
|
|
2
|
Drs. Simon Isak Mendopma
|
III
|
Kota Sorong
|
|
3
|
Ir. Philipus Vincentius
Woersok
|
III
|
Kota Sorong
|
|
4
|
Drs. Y.B Suparna
|
III
|
Kota Sorong
|
|
5
|
Paulus Weti, S.Ag
|
III
|
Kab. Timika
|
|
6
|
Drs. Ignatius Robert Adii, M.MPd
|
III
|
Kab. Timika
|
|
7
|
Jhon Jontinus Giyai,
S.Ag. , M.Si
|
III
|
Kab. Timika
|
|
8
|
Daniel Dom Nampu, S.Si
|
III
|
Kab. Merauke
|
|
9
|
Anna S.A. Mahuse, S.Ked
|
III
|
Kab. Merauke
|
|
10
|
Theodorus Erro Yapo
|
III
|
Kab. Merauke
|
|
11
|
Robertus Kambun
|
III
|
Kab. Merauke
|
|
12
|
Chrysosimus Salvator
Uluhayanan
|
III
|
Kab. Agats
|
|
13
|
P. Linus Dumatubun, Pr
|
III
|
Kab. Agats
|
|
14
|
A.H.B. Triyanto W.
Samkakay
|
III
|
Kab. Agats
|
|
15
|
Fransiskus Ode Nggawa
|
III
|
Kab. Keerom
|
|
16
|
Drs. Damasus Kabelen
|
III
|
Kab. Keerom
|
|
17
|
Servulus Fanga, S. Ag
|
III
|
Kab. Keerom
|
|
18
|
Antonius Nevi
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
19
|
Yance Po'hwain, SH
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
20
|
Fidelis Puru Piran, S.Ag
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
21
|
Fridus Gedi Dhiki, S.S.,
M.Pd
|
IV
|
Kota Jayapura
|
|
22
|
Drs. Diakon Octo
Malisngoran Ivakdalam
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
23
|
Johanes Nahak, S.Ag., MM
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
24
|
Rato Benyamin, S.Ag
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
25
|
Damianus Dowen
Kumanireng, S.Si
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
26
|
Maxilianus Mena
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
27
|
Marcelinus Kepata, S.Ag.,
M.Hum
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
28
|
Alexander Nele Hala
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
29
|
Elisabeth Tangkere
Sudanto
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
30
|
Wilhelmus Sira
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
31
|
Fidelis Arimpa Rapa
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
32
|
Januarius Maturbongs
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
33
|
Ignatius Gunadi
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
34
|
Rosa Bunga Ulahayanan
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
35
|
Evaristus Silitubun, SS
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
36
|
Karolina Y.K. Kiriwaib,
S.Ag
|
III
|
Kota Jayapura
|
|
37
|
RD. Timotius Sefire, OFM
|
IV
|
Kab. Jayapura
|
|
38
|
Yohanes Baptista Sua Dula
|
III
|
Kab. Jayapura
|
|
39
|
Herald J. Berhitu
|
III
|
Kab. Jayapura
|
|
40
|
Kosmas Jadi
|
III
|
Kab. Jayapura
|
|
41
|
Sr. Imelda Sukria, OSU
|
III
|
Kab. Jayapura
|
|
42
|
Yoseph Keluli
|
III
|
Kab. Jayapura
|
|
43
|
Hendrikus Randut
|
III
|
Kab. Jayapura
|
|
44
|
Ignatius Widihandono
|
III
|
Kab. Jayapura
|
|
45
|
Valentinus Mahmud Medhon
|
III
|
Kab. Jayapura
|
|
46
|
Philipus Kakupu
|
III
|
Kab. Jayapura
|
|
47
|
Marianus Kota
|
III
|
Kab. Jayapura
|
|
48
|
Aloysius Wolor
|
III
|
Kab. Jayapura
|
|
49
|
Agnes Ina Palang Ama
|
III/b
|
Pengelola Perizinan pd Seksi Penguatan Lembaga
|
|
NIP. 196608111987032001
|
Subdit Kelembagaan
|
|||
DITURA Katolik
|
||||
50
|
Yulius Emilianus M. Pora,
S.Fil
|
III/a
|
Pramu/Protokol Tamu/Sespri Dirjen
|
|
NIP. 198005282011011005
|
||||