Setiap tanggal 1 Mei dunia memperingati Hari Buruh Internasional.
Tidak ketinggalan Gereja Katolik Keuskupan Agung Jakarta ikut berpartisipasi merayakan Hari Buruh Internasional melalui Perayaan Ekaristi. Pada Minggu (1/5), Uskup Agung Jakarta. Mgr. Ignatius Suharyo bersama 7 imam lainnya memimpin Ekaristi dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional di Gereja Paroki Santa Helena (1/5), Karawaci, Tangerang.
Menurut Ignasius Suharyo, dunia kerja seyogianya semakin bermartabat, adi dan manusiawi. "Di hari Buruh Internasional ini, saya lebih suka menggunakan Hari Pekerja Internasional, karena rasa bahasa saya, kata "pekerja" lebih bermartabat dibandingkan kata "buruh". Dunia pekerja dewasa ini seyogianya semakin bermartabat, adil dan manusiawi" pesannya kepada umat Katolik yang mengikuti perayaan Ekaristi.
Lebih lanjut, Ignasius Suharyo mengungkapkan 3 lapis makna kerja. Menurutnya, makna pertama, kita bekerja untuk mencari nafkah, tetapi bukan melulu mencari nafkah, tetapi juga untuk memuliakan martabat manusia.
Kedua, dengan bekerja kita merasa bahagia, dengan kata lain kita bekerja juga untuk aktualisasi diri.
Ketiga, makna kerja adalah demi datangnya Kerajan Allah, seperti dalam ungkapan Doa Bapa Kami. Bekerja bermakna agar manusia semakin manusiawi, membangun masyarakat semakin adil dan sejahtera.
Dengan ketiga makna itu, ia menegaskan, "sekecil apapun pekerjaan kita, 'sehina' apapun pekerjaan kita, itu baik kalau mendatangkan 'Kerajaan Allah', kebaikan bagi sesama, kesejahteraan bersama, pekerjaan itu sangat bermakna".
Peringatan Hari Buruh Internasional ini menjadi momen peringatan bagi pekerja dan pemberi kerja, pemerintah dan masyarakat bahwa bekerja itu harus diupayakan agar semakin bermartabat, adil dan menyejahterakan umat manusi.
Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.