Gubernur Prov. Maluku membuka acara Pesparani Maluku. |
Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Katolik III Tingkat Provinsi Maluku
Tahun 2014 sudah digelar di kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku
dan dibuka oleh Gubernur Provinsi Maluku, Said Assagaf dan berlangsung dari
tanggal 26-30 Oktober 2014. PESPARANI tersebut mengusung tema: Dari Maluku untuk Indonesia dan Subtema:
Dengan semangat Kebersamaan, kita padukan
tekad dan upaya penyelenggaraan PESPARANI sebagai Kegiatan Nasional Umat
Katolik Indonesia demi Kemuliaan Tuhan yang lebih besar.
PESPARANI atau Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik merupakan salah satu
bentuk kegiatan kerohanian untuk
pengembangan iman sekaligus mendorong makin tumbuhnya penghargaan terhadap
berbagai khazanah seni budaya yang bernafaskan keagamaan (inkulturasi)
sebagaimana telah menjadi tradisi
dalamkehidupan Liturgi Gerejani Katolik, termasuk yang diselenggarakan
di Keuskupan Amboina Provinsi Maluku.
Adapun maksud dan tujuan pokok penyelenggaraan PESPARANI yakni untuk:
(1) memuliakan kebesaran Tuhan yang Maha Esa dengan menyanyikan Mazmur dan
Madah Pujian; (2) meningkatkan penghayatan iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa melalui pelaksanaan Lomba Menyanyi, Lomba Pendalaman Kitab Suci,
dan Lomba Menari;p (3) menggerakkan dan menguatkan potensi umat di seluruh
wilayah Keuskupan untuk menyemarakkan
upacara-upacara liturgi dan menggiatkan kelompok-kelompok pewartaan; (4) menggali
kekayaan budaya Indonesia sebagai unsur inkulturasi dalam Liturgi Gerejani.
Sebelumnya, PESPARANI I Keuskupan Amboina Provinsi Maluku sudah
dilaksanakanm di Kota Langgur, Maluku Tenggara (2009) dan PESPARANI II di kota
Saumlaku (2011). Kedua PESPARANI ini terwujud berkat kerjasama Keuskupan
Amboina dengan Pemerintah Maluku. Menimbang betapa positif dan konstruktifnya
kerjasama dan manfaat penyelenggaraan PESPARANI ini, muncul ide untuk
meningkatkan penyelenggaraan ini menjadi PESPARANI Katolik tingkat nasional.
Untuk itu pada PESPARANI III di Dobo, Kabupaten Aru, dilakukan tindaklanjut
berupa sosialisasi dan komunikasi tentang penyelenggaraan PESPARANI dan
kemungkinan peningkatannya ke tingkat regional/nasional dengan sejumlah
keuskupan tetangga, mengundang perwakilan keuskupan-keuskupan untuk menjadi
peninjau dan melakukan komunikasi dan konsultasi dengan Kementerian Agama dalam
hal ini Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama RI.
APRESIASI DAN DUKUNGAN PEMERINTAH PADA PESPARANI III DI DOBO
Direktur
Jenderal Bimas Katolik
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama RI
sangat mendukung gagasan penyelenggaraan PESPARANI tingkat Nasional. Dirjen
kemudian memutuskan bahwa momen Penyelenggaraan PESPARANI III Keuskupan Amboina
Provinsi Maluku di Kota Dobo, Kepulauan Aru tahun 2014 akan sekaligus dirangkaikan
dengan Acara Pencanangan PESPARANI TingkatNasional oleh Menteri Agama yang pada
kesempatan itu melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI
Penjabat
Bupati Kepulauan Aru, Drs. G.A.A. Gainau,M.S., S.AP., SE., M.Si :
Pemerintah Kepulauan Aru mendukung sepenuhnya acara PESPARANI III
Provinsi Maluku melalui bantuan dana, selain dana dari Pemerintah Provinsi
Maluku. Penjabat Bupati.
Uskup Diosis
Amboina, Mgr Petrus Canisius Mandagi, MSC:
Uskup mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah baik Pemerintah Provinsi
maupun Pemerintah Kabupaten karena dukungannya berupa dana untuk
penyelenggaraan PESPARANI III Keuskupan Amboina, Provinsi Maluku. Terselenggaranya
PESPARANI III menunjukkan bahwa: ada kerukunan lintas agama, ada kerjasama yang
baik, ada hubungan baik antara Pemerintah dan lintas agama, pemerintahan
hanyalah sarana, masyarakat adalah yang diabdinya. PESPARANI III merupakan:
sarana perwujudan memuliakan dan menyatakan bahwa bangsa Indonesia bukanlah
bangsa kafir, yang tidak mengenal Tuhan.
Menteri Agama,
diwakili Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama, Prof. Dr. Nur Syam,
M.Si:
Nur Syam, mewakili Menteri Agama sangat mengapresiasi terlaksananya PESTA PADUAN SUARA
GEREJANI sebagai sebuah momen keagamaan penting dan strategis dalam rangka penguatan
kapasitas hidup beragama di Republik tercinta ini, khususnya di Seribu Pulau,
Maluku tercinta.Terselenggaranya
PESPARANI I tahun 2008 di Langgur, PESPARANI II Tahun 2011 di Saumlaki,kemudian
PESPARANI III di Dobo, Kepulauan Aru,
tidak terlepas dari MIMPI, USAHA dan KERJA KERAS semua umat, serta
dukungan dari berbagai pihak, teristimewa Pemerintah Provinsi Maluku dan tokoh
lintas agama.
Even-even
nasional keagamaan seperti MTQ, PESPARAWI,PESPARANI dan yang sejenis adalah
merupakan momen keagamaan yang terus menerus didorong Pemerintah melalui
Kementerian Agama dalam rangka meningkatkan kualitas pemahaman, penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai keagamaan, dan kualitas kerukunan umat beragama sesuai
dengan visi dan misi Kementerian Agama Republik Indonesia yaitu terwujudnya
masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, mandiri, dan berkualitas.
Harapan Sekretaris Jenderal Kemenag: kiranya PESPARANI tingkat Provinsi Ketiga ini
sungguh-sungguh menjadi sarana untuk
membina dan mewujudkan masyarakat yang harmonis, rukun, damai dan bermartabat.
Sekjen Kemenag, Nur Syam menandatangani Deklarasi Pencanangan Pesparani Nasional |
Dengan
merujuk kepada spirit revolusi mental yang menjadi komitmen Presiden Joko
Widodo- Jusuf Kalla, ke depan Pemerintah berharap bahwa rakyat bersama
Pemerintah mau bersama-sama, saling rukun, bergandengan tangan, bekerjasama
dalam membangun kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara, khususnya
masalah pembangunan kehidupan beragama di tengah masyarakat Indonesia yang
majemuk.
Sekjen Kemenag RI mengucapkan SELAMAT melaksanakan PESPARANI dan mencanangkan PESPARANI
sebagai salah satu ACARA NASIONAL dan penting bagi Umat Katolik Indonesia. Pencanangan
ini diwujudkan dalam bentuk penandatanganan Deklarasi.
Gubernur
Provinsi Maluku, Said Assagaff:
Gubernur mengucapkan terimakasih kepada Menteri Agama yang diwakili oleh
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI yang telah mencanangkan PESPARANI
Nasional. Gubernur mengharapkan adanya kajian lebih mendalam dan argumentatif
dari pihak terkait tentang pentingnya Pembentukan Lembaga Pembinaan dan
Pengembangan PESPARANI Katolik Nasional agar benar-benar matang dan dapat
dipertanggungjawabkan. Gubernur Membuka acara PESPARANI III secara resmi dengan
memukul Gong, disaksikan oleh Sekretaris Kementerian Agama, Sekretaris
DITJENBIMAS Katolik, Uskup Amboina, Penjabat Bupati Kepulauan Aru.
MIMPI PESPARANI TINGKAT NASIONAL:
Dirjen Bimas Katolik yang diwakili Sekretaris Ditjen Bimas Katolik, Drs.
Agustinus Tungga Gempa, MM mengatakan
bahwa PESPARANI yang dibuka tadi malam, merupakan kesempatan yang indah
dan luar biasa. Secara tulus, dia sangat
mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada Panitia Penyelenggara dan
masyarakat Katolik di Provinsi Maluku. Ditjen Bimas Katolik menyambut positif
acara PESPARANI ini karena membawa manfaat positif bagi masyarakat Katolik di
Maluku, dan untuk masyarakat Katolik
Indonesia.
Provinsi Maluku telah menjadi pionir dalam mewujudkan PESPARANI
Nasional. Sekretaris Ditjen Bimas Katolik, Drs. Agustinus Tungga Gempa, MM
mengatakan bahwa kegiatan PESPARANI ini merupakan ajang perayaan iman, persaudaraan
dan pembangunan semangat kerukunan. Peran DITJENBIMAS Katolik adalah melayani
masyarakat Katolik. Oleh karena itu, rekomendasi dari pertemuan agar PESPARANI menjadi
perayaan Nasional akan kami kaji dan bicarakan dengan pihak terkait.
Ros Far Far, Sekretaris Daerah Provinsi Maluku mengatakan even lokal
yang didanai oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten diharapkan menjadi even
nasional. Dia berharap Kementerian Agama yang memiliki domain pembinaan di
bidang agama mempunyai peran penting dalam mewujudkan PESPARANI ini even
nasional. Menurutnya, dibutuhkan bukan hanya komitmen, tetapi tindaklanjut,
kolaborasi yang konkrit dari Pemerintah Pusat, dalam hal ini Ditjen Bimas
Katolik Kementerian Agama RI, Pemerintah Daerah/Kanwil Kementerian Agama Provinsi/Kabupaten/Kota
agar even ini terwujud sebagai even nasional, salah satu bentuknya SK.
Pastor Guido Suprapto, Pr, sebagai perwakilan KWI menegaskan bahwa apa
yang baik untuk pembangunaan masyarakat Katolik yang digagas oleh umat pasti
didukung oleh KWI. Beberapa catatan Pastor Guido Suprapto, Pr: Jika PESPARANI
ini menjadi Even Nasional pasti didukung oleh KWI, apalagi PESPARANI ini sudah
memiliki legal standing dari Pemerintah (SK Gubernur, dan Pencanangan
oleh Sekjen Kemenag RI. Dia juga memandang bahwa PESPARANI layak diteruskan
karena di dalamnya diteguhkan persekutuan dan persaudaraan lintas agama
(kerukunan). Jadi tak perlu ragu, kegiatan PESPARANI harus ditingkatkan menjadi
kegiatan nasional. PESPARANI ini juga menegaskan bahwa Gereja Katolik sebagai
garam dan terang dunia semakin eksis di tengah masyarakat, yang memberikan
aktualitas nyata dan sumbangan kepada bangsa. PESAPATANI merupakan cara
menggereja dengan terobosan baru.
Pastor Constans, Pr, yang
mewakili Uskup Amboina mengatakan bahwa PESPARANI bukanlah melulu sebagai
replika dari MTQ (Islam) atau PESPARAWI (Protestan), tetapi merupakan
manifestasi dari IMAN YANG DIRAYAKAN dan IMAN YANG DIHIDUPI dalam persekutuan.
Menurut Pastor Constans: PESPARAWI III Provinsi Maluku dibiayai sepenuh oleh
Pemerintah. Keuskupan tidak mengeluarkan dana satu sen pun; Pemerintah sebagai
abdi masyarakat hadir sebagai institusi yang berdialog dengan rakyatnya; Umat/awam
merupakan barisan terdepan dalam acara PESPARANI ini. Hal amat sesuai dengan
semangat Konsili Vatikan II bahwa peran awam dalam pembangunan iman umat
Katolik semakin didorong; Pelaksanaan PESPARANI ini transparandan akuntabel
kepada masyarakat.
Pada akhir acara, Drs. A. Renjaan,M.Pd, Ketua LP3K-KA hasil Pra
Musyawarah ini akan disosialisasikan kepada KWI, KEMENTERIAN AGAMA PUSAT dan
DAERAH, PARA USKUP dengan harapan Pembentukan LP3K Nasional terbentuk segera
sehingga PESPARANI dapat diselenggarakan secara terstruktur, sistematis dan
massif. Pada saat Sidang terakhir ini, hasil pertemuan masih dirumuskan oleh
TIM PERUMUS yang dibentuk Panitia Penyelenggara.
PENEGASAN HARAPAN MENJADI PESPARANI KATOLIK NASIONAL
PESPARANI III Provinsi Maluku di Dobo, Kepulauan Aru yang dilaksanakan
oleh LP3K Provinsi Maluku mendapat apresiasi yang luar biasa dari berbagai
pihak, antara lain dari SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA RI, SEKRETARIS
DITJEN BIMAS KATOLIK, KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA. PESPARANI ini
diapresiasi karena merupakan wadah pembangunan dan peningkatan kualitas
kehidupan beragama melalui paduan suara dan pendalaman Kitab Suci dan juga
sebagai sarana peningkatan Kerukunan Umat Beragama (kerjasama lintas agama,
kerjasama antara umat Katolik dengan Pemerintah).
Menteri Agama melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Agama sudah
mencanangkan bahwa PESPARANI dapat dijadikan ACARA NASIONAL umat Katolik
Indonesia. Menurut Sekretaris Jendetal Kementerian Agama RI,Nur Syam, “PESPARANI kali ini yang
mengusung tema DARI MALUKU untuk INDONESIA bagi saya, sangat relevan,
inspiratif, dan konstruktif seiring
dengan REVOLUSI MENTAL pemerintahan baru
kita. Pesan strategis dari tema ini adalah, bahwa PESPARANI, ke depan tidak hanya menjadi ajang regional,
tetapi akan menjadi ajang silaturahmi nasional antar umat Katolik seluruh
Indonesia yang embrionya adalah Provinsi Maluku.
Juga menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, even-even nasional keagamaan
seperti MTQ, PESPARAWI,PESPARANI dan yang sejenis adalah merupakan momen
keagamaan yang terus menerus didorong Pemerintah melalui Kementerian Agama
dalam rangka meningkatkan kualitas pemahaman, penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai keagamaan, dan kualitas kerukunan umat beragama sesuai dengan visi
dan misi Kementerian Agama Republik Indonesia yaitu terwujudnya masyarakat
Indonesia yang taat beragama, rukun, mandiri, dan berkualitas.
Dari seluruh apresiasi tersebut, Peserta Pra-Musyawarah Nasional bermimpi
agar PESPARANI Katolik Tingkat Nasional dapat terwujud segera dan
diselenggarakan sekitar tahun 2016 atau 2017.
PENUTUP
Untuk mewujudkan penyelenggaraan PESPARANI nasional, maka yang
pertama-tama diperlukan adalah kerjasama sinergis antara Konferensi Waligereja
Indonesia/ PARA USKUP INDONESIA, BIMAS KATOLIK Kementerian Agama baik Pusat
maupun Daerah, Pemerintahan Provinsi/Kabupaten/Kota, dan pihak terkait lainnya
untuk membentuk sebuah Lembaga Pembinaan dan Pengembangan PESPARANI Katolik
Tingkat Nasional, yang bertugas membina, mengembangkan dan melaksanakan
PESPARANI.
Kika: Uskup Ambon, Sekretaris Komisi Kerawam, dan Sekretaris Ditjen Bimas Katolik |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar