Kualitas para imam kita menurun di bidang informasi peraturan dan hukum Pemerintah dan Negara. Seorang imam yang adalah pemimpin Gereja dan masyarakat Katolik seyogiyanya mampu berbicara atas dasar referensi informasi baik dari Gereja maupun dari Negara atau Pemerintah. Demikian salah satu keprihatinan menurut pengamatan seorang awam yang sekaligus sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik, Drs. Stef Agus pada pembukaan pertemuan para dosen Hukum Gereja, Teologi Moral dan Teologi Pastoral di Klaten, Jawa Tengah pada 21-24 Juli 2009.
Kualitas lain yang menurun dari seorang imam, lanjut Stef Agus adalah kothbah imam di mimbar Gereja. Ada kesan kurang persiapan dan kurang relevan dengan kehidupan konkrit umat. Kothbah semestinyamencerahkan dan menambah wawasan umat dalam menghadapi tantangan dan tuntutan zaman dewasa ini.
Hal lainnya terkait kompetensi imam yang menurun adalah gagal berdebad. Para calon imam perlu dilatih dan dibekali skill berbicara dan berdebad. Hal ini penting untuk meyakinkan pendengar baik dari kalangan Gereja maupun dari kalangan publik.
Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih 4 hari terselenggara atas kerja sama Direktorat Jenderal Bimas Katolik Departemen Agama RI dan mitra kerjanya dalam hal ini Komisi Seminari KWI bertujuan untuk menyusun pedoman atau kerangka acuan bagi studi Hukum Gereja, Teologi Moral dan Teologi Pastoral bagi dosen yang berguna bagi peningkatan mutu pendidikan calon imam.
Sementara itu, Ketua Komisi Seminari KWI yang diwakili Sekretaris Eksekutif Komisi Seminari KWI, Romo IGB. Kusumawanta, Pr menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama yang baik selama ini. Kerja sama ini penting untuk memenuhi keinginan Gereja dalam mendidik calon imam yang sesuai dengan harapan Gereja. Sekretaris Eksekutif Komisi Seminari KWI mengharapkan agar Pemerintah tidak menyingkirkan pendidikan Katolik dalam kebijakan politiknya.
Pertemuan penting dan strategis bagi pembinaan calon imam itu dihadiri sekitar 30 orang yang terdiri para rektor, dosen dan pemerhati calon imam dari perguruan tinggi bernafaskan Katolik se-Indonesia. Para dosen perguruan tinggi tersebut antara lain hadir dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Fakultas Teologi Wedabhakti Yogyakarta, Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang, Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi St. Yohanes Sinaksak Pematang Siantar, Sekolah Tinggi Filsafat Ledalero, Fakultas Filsafat Widya Mandira Kupang, Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Seminari Pineleng, dan Sekolah Tinggi Teologi Pastor Bonus Pontianak. (Pormadi Simbolon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar