Trima kasih mengunjungi blog kami!

Para pengunjung yth. semua isi blog ini ditulis atau disusun atas kemauan pribadi. Itu berarti blog ini berisi aneka pendapat, pemahaman, persepsi pribadi, dan pemikiran pribadi atas lingkungan kerja dan hidup sekitarnya. Harapan kami isi blog ini bermanfaat bagi pengunjung yang memerlukannya. Salam, GBU.
Tampilkan postingan dengan label liturgi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label liturgi. Tampilkan semua postingan

Senin, Juni 16, 2008

TANYA JAWAB SEPUTAR HIRARKI, LITURGI, KEBIASAAN PERIBADATAN, TEMPAT IBADAT DALAM GEREJA KATOLIK

I. HIERARKI GEREJA KATOLIK

T. Apa yang dimaksud dengan Paus dalam hierarki Gereja Katolik ?
J. Paus adalah suatu jabatan tertinggi seorang beriman katolik yang menguasai seluruh gereja katolik partikular di semua negara dan himpunannya.

T. Dimanakah kedudukan Paus ?
J. Paus berkedudukan di Roma, Vatikan.

T. Apa tugas Paus ?
J. Paus bertugas menggembalakan umat yang terhimpun dalam gereja-gereja partikular dengan dibantu oleh para Uskup dan mempunyai hak dan wewenang untuk menentukan cara baik personal maupun kolegial sesuai kebutuhan gereja, juga memimpin Ibadat (Ekaristi, Misa)di Katedral setiap hari Minggu dan hari-hari raya wijib.

T. Apa yang dimaksud dengan Uskup ?
J. Uskup adalah jabatan seorang beriman katolik yang dipilih dan dilantik oleh Paus untuk memimpin Keuskupan/Bereja Katolik Partikular di wilayah provinsi gerejawi di negara masing-masing. Uskup juga disebut pengganti para rasul lewat Roh Kudus yang dianugerahkan kepada mereka ditetapkan menjadi gembala dalam gereja dan pelayan dalam kepemimpinan.

T. Apa yang menjadi Tugas dan Fungsi Uskup ?
J. Tugasnya adalah menggembalakan umat Allah yang bekerjasama dengan para Pastor (Imam) yang terhimpun di gereja partikular diwilayahnya. Memberikan perintah kepada Pastor (Imam) untuk memimpin umat di gereja masing-masing/di wilayah gereja partikular masing-masing dan menyampaikan pesan-pesan dari Paus sebagai pimpinan tertinggi gereja Katolik. Ada dua Uskup yaitu Uskup Agung/Uakup Metropolit dan Uskup Sufragan. Uskup Agung/Uskup Metropolit yang memimpin Provinsi Gerejawi berwenang melaporkan kalau ada penyelewengan-penyelewengan kepada Paus.
Fungsinya adalah memimpin para Imam (Pastor) di wilayahnya agar terbentuk gereja partikular dan mewakili pastor/umat menyampaikan ke Paus jika ada masalah.

T. Dimanakah kedudukan Uskup ?
J. Kedudukan Uskup di keuskupan dalam wilayah provinsi gerejawi. Provinsi Gerejawi tidak sama dengan Provinsi dalam pemerintahan suatu negara.

T. Siapakan Pastor itu ?
J. Pastor adalah jabatan seorang beriman katolik yang menyelesaikan sekolah di Seminari dan ditahbiskan / dilantik oleh Uskup menjadi Pastor untuk menggembalakan umat katolik yang terhimpun dalam gereja/kapel/rumah ibadat juga mewartakan sabda Tuhan.
Setiap Keuskupan hendaknya dibentuk Dewan Pastoral dibawah otoritas Uskup yang bertugas meneliti, mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut karya-karya pastoral di keuskupan.

T. Apakah Dewan Pastoral Paroki ?
J. Dewan Pastoral Paroki adalah suatu badan yang dibentuk atas dasar keputusan Uskup, yang didalamnya berkumpul para wakil Umat Allah dengan Pastor Paroki sebagai kepada, guna membantu penyelenggaraan dan pengembangan karya pelayanan pastoral di paroki yang bersangkutan.
Dewan Pastoral hendaknya ditugaskan hanya orang-orang beriman kristiani yang teguh imannya baik moral dan unggul kearifannya.
Dewan Pastoral dibentuk untuk jangka waktu, menurut ketentuan-ketentuan statuta yang diberikan oleh Uskup, bila Takhta lowong, dewan pastoral berhenti.

T. Apa yang dimaksud dengan Paroki ?
J. Paroki ialah komunitas kaum beriman kristiani tertentu yang dibentuk secara tetap dalam Gereja Partikular yang reksa pastoralnya dibawah otoritas Uskup diosesan dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri.
Yang dapat diangkat secara sah menjadi Pastor Paroki haruslah ia telah ditahbiskan menjadi Imam (Pastor) dan unggul dalam ajaran sehat dan moral, memiliki perhatian pada jiwa-jiwa dan keutamaan lainnya juga mempunyai kualitas hukum universal dan partikular untuk membina Paroki yang bersangkutan. Dan yang mengangkat hanyalah Uskup diwilayahnya.
Setiap Pastor Paroki terikat kewajiban tinggal di pastoran dekat gereja, kecuali dalam kasus-kasus khusus jika ada alasan yang wajar, ordinaris wilayah dapat mengizinkan agar ia tinggal di tempat lain, terutama dirumah bersama beberapa imam asal pelaksanaan tugas paroki diatur dengan baik dan tepat.
Pastor Paroki berhenti dari jabatannya karena pemberhentian atau dipindahkan oleh Uskup yang dilakukan menurut norma hukum.
Pastor Paroki dapat dibantu oleh Pastor Pembantu untuk membantu pelayanan pastoral atau kelompok kaum beriman kristiani tertentu dipelbagai paroki. Pastor Pembantu secara teratur wajib memberikan laporan kepada Pastor Paroki tentang usaha-usaha pastoral yang direncanakan dan dilaksanakan Pastor

T. Siapakah Dewan Paroki ?
J. Adalah suatu badan di mana para gembala dan wakil umat bersama-sama memikirkan, meutuskan, dan melaksanakan apa yang perlu atau bermanfaat untuk mewartakan Sabda Tuhan, mengembangkan Rahmat Allah, dan membimbing umat supaya dapat menghayati, mengungkapkan, merayakan, dan mewujudkan iman.
T. Apa fungsi Dewan Paroki ?
J. Ada 4 fungsi Dewan Paroki yaitu :
1. Fungsi Pelayanan, ini fungsi pokik Dewan Paroki ditengah dan bersama umat. Pelayanan disini bertujuan untuk memajukan perkembangan hidup gereja, sehingga umat makin berkembang dalam iman dan persekutuan;
2. Fungsi Kepemimpinan, dalam hal ini Dewan Paroki yang sebagian besar anggotanya terdiri dari para kaum awam yang menyatu dengan pelayanan dan tugas para Pastor di Paroki. Kedudukannya adalah Team Kerja Pastor ;
3. Fungsi Representasi, Dewan Paroki ikut menentukan wajah umat setempat bukan hanya status tapi juga kerjanya, dedikasinya, dan mekanismenya. Semua ini merupakan cerminan dinamika umat setempat;
4. Fungsi Penggerak, Dewan Paroki sebagai dinamisator kehidupan jemaat, memberikan fasilitas kegiatan-kegiatan yang ada di tengah umat sepanjang kegiatan tersebut membantu memajukan kehidupan umat setempat.
T. Apa Tugas Dewan Paroki ?
J. Dewan Paroki bertugas menyusun dan menjalankan program kerja di tingkat paroki. Sebelum disusun program kerja secara rinci perlu dibuat pedoman pelaksanaan Dewan Paroki yang berisi hal-hal yang praktis dan konkret bagi mereka yang terlibat dalam pelayanan pastoral, pedoman tersebut mencerminkan semangat dasar umat kristiani sebagai murid Kristus.
Dewan Paroki Harian terdiri dari pastor sebagai ketua umum, para ketua (awam), para sekretaris dan para bendahara;
Dewan Paroki Inti terdiri dari Dewan Harian ditambah ketua-ketua seksi;
Dewan Paroki Pleno terdiri dari Dewan Paroki Inti ditambah dengan ketua-ketua lingkungan/kring-stasi dan wakil (sejauh ada) dari organisasi jemaat, biara, karya-karya pastoral profesi dan karya pastoral karitatif.
Dibawah Paroki ada Wilayah dan Lingkungan/Kring.
T. Apa itu Ketua Wilayah ?
J. Jabatan seorang umat kristiani yang dipilih oleh umatnya/jemaatnya di lingkup wilayahnya dan dikukuhkan/dilantik oleh Pastor Paroki.
T. Apa itu Ketua Lingkungan/Kring ?
J. Jabatan seorang umat kristiani yang dipilih oleh umatnya/jemaatnya di lingkup wilayanya dan dikukuhkan/dilantik oleh Pastor Paroki.


II. TAHUN LITURGI GEREJA KATOLIK
T. Apa itu Tahun Liturgi?
J. Tahun Liturgi adalah perayaan Karya Penyelamatan kita dalam Kristus sepanjang periode waktu satu tahun. Karena itu tahun liturgihendaknya dilihat sebagai kumpulan perayaan selama satu tahun.
T. Apakah sama Tahun Liturgi dengan tahun sipil?
J. Tidak, namun demikian kita tetap mengakui kenyataan bahwa Allah dalam berbagai cara menyelamatkan manusia justru di dalam waktu yang menyejarah ini, sehingga tahun sipil pun harus dilihat sebagai tahun penyelamatan oleh Allah.
T. Apa maksudnya perayaan liturgi?
J. Perayaan karya penyelamatan Kristus. Itu artinya kalau liturgi dirayakan berarti Kristus Sang Imam Agung Perjanjian Baru hadir dan menyatukan segenap umat dalam kegiatan bersama yang bertujuan menguduskan mereka dan memuliakan Allah (KL/Konstitusi Liturgi 7).
T. Apa yang menjadi pusat Tahun Liturgi Gereja?
J. Sengsara wafat dan kebangkita Kristus adalah sumber daya yang menghidupkan, pangkal keselamatan kita, sekaligus menjadi pusat Tahun Liturgi Gereja sebab merupakan sumber hakiki bagi kehidupan kaum beriman.
T. Misteri paskah dihadirkan kembali dalam liturgi, apa maksudnya?
J. Misteri Paskah Kristus adalah suatu peristiwa historis yang unik, di satu pihak pernah terjadi di masa lampau tetapi mempunyai pengaruh dan berdaya guna selalu dan berkarya senantiasa dalam diri Kristus yang kini sudah mulia di surga.
T. Apa arti Paskah?
Paskah berarti “melewati”
- Malaikat maut melewati rumah-rumah dalam rangka pembebasan Israel dari penindasan Mesir.
- Bangsa Israel melewati laut Merah dari perhambaan menuju Tanah Terjanji.
- Kristus dengan melewati sengsara dan kematian menuju kebangkitan membuka jalan bagi kita kepada keselamatan.
- Para pengikut Kristus lewat pembaptisan melepaskan cara hidup manusia lama untuk menuju ke persatuan hidup bersama Allah dalam kelimpahan rahmat.
- Dalam hal ini jelaslah bahwa Paskah mengandung arti pembebasan kita penebusan kita, penyelamatan kita dari belenggu dosa menuju hidup bersama Allah.
T. Bagaimana perayaan-perayaan diatur dalam tahun liturgi?
J. Perayaan dalam tahun liturgi diatur menurut tingkatan sebagai berikut: Sollemnitas (Hari Raya), Festum (hari Pesta), Memoria (hari Peringatan). Hari peringatan dibagi dua : Memoria Obligatoria (hari Peringatan Wajib) dan Memoria Facultativa (hari Peringatan Fakultatif). Hanya Hari Raya Paskah dan Hari Raya Natal memiliki oktaf.
T. Bagaimana struktur Tahun Liturgi?
J. Secara singkat dapat dikatakan bahwa awal mula struktur Tahun Liturgi berdasarkan kenyataan bahwa misteri Paskah Kristus adalah sumber dan pusat yang diperingati setiap minggu sejak zaman para rasul. Perlahan-lahan perayaan Paskah tahunan disemarakkan dengan masa persiapan dalam bentuk pantang dan puasa selama 40 hari terhitung sejak Rabu Abu. Kegembiraan Paskah diteruskan selama masa Paskah sampai Pentakosta.
Hal yang sama terjadi pula dengan Perayaan Natal, yang disemarakkan oleh masa persiapan selama 4 minggu sebagai masa Adven, kemudian perayaan Natal dirayakan lebih lanjut dengan berbagai misteri penting hingga Pesta Pembaptisan Tuhan. Jadi dua masa ini merupakan tiang agung bagi Tahun Liturgi. Selanjutnya, 33 atau 34 Minggu dan Pekan disebut “Masa Biasa” terhitung sejak hari Minggu sesudah Pesta Pembaptisan Tuhan sampai menjelang Minggu Adven I.
T. Apa arti adven?
J. Adven adalah masa penantian. Adven adalah masa khusus di dalam lingkaran Tahun Liturgi Gereja.
T. Bagaimana latar belakang masa Adven?
J. Data asli mengenai awal mula masa Penantian tidak ditemukan, akan tetapi sejak abad-abad pertama kenyataan menunjukkan adanya masa persiapan untuk menyongsong perayaan Natal. Corak persiapan adalah berkenaan dengan penghayatan iman akan kedatangan Kristus baik melalui perayaan-perayaan liturgis maupun askese pribadi. Jadi Adven dilihat sebagai masa persiapan untuk menyongsong pesta Natal dan sebagai masa penantian eskatologis/ akan kedatangan Kristus pada akhir zaman.
T. Apakah ada struktur liturgi masa adven?
J. Ada. Masa adven terdiri dari empat minggu. Masa adven secara praktis dibentuk dalam dua periode:
Pertama, dari Minggu I sampai 16 Desember lebih diutamakan penantian eskatologis: umat diajak merenungkan misteri kedatangan mulia Kristus pada akhir zaman.
Kedua, dari tanggal 17 Desember sampai 24 Desember, baik di dalam Ekaristi maupun di dalam ibadat harian, semua rumusan diarahkan lebih jelas kepada persiapan menyongsong perayaan Natal.
T. Apa spiritualitas masa Adven?
J. Masa adven mengajak umat sekalian untuk menghayati beberapa sikap dasar demi pengungkapan semangat injili di dalam kehidupan sehari-hari yaitu siap siaga menanti dengan gembira, optimisme dalam pengharapan, sikap tobat dan berpaling kepada Allah.
T. Bagaimana awal mula perayaan Natal?
J. Sejarah mencatat bahwa pada tahun 336 perayaan Natal diadakan di Roma pada tanggal 25 Desember. Santo Agustinus pun mencatat tanggal yang sama dirayakan di Afrika Utara. DI dalam perkembangan selanjutnya melewati Italai Utara dan Spanyol dan menjadi suatu perayaan besar di dalam Tahun Liturgi Gereja.
T. Mengapa Natal dirayakan tanggal 25 Desember?
J. Terus terang tidak ada yang tahu apakah Yesus dilahirkan pada tanggal tersebut. Gereja mengambil alih tanggal tersebut dari pesta kafir bangsa Romawi yang terkenal dengan ungkapan, “Dies Natalis (Solis) invicti” Hari Raya Kelahiran Dewa Matahari yang Tak Terkalahkan. Pemujaan terhadap dewa Matahari amat kuat di masa itu dan dirayakan secara khusus pada saat-saat titik balik peredaran matahari.
Untuk menjauhkan umat beriman dari gagasan yang kafir itu, Gereja menggantinya dengan misteri kelahiran Kristus Yesus sebaga Sang Matahari sejati yang menerangi setiap insan. Santo Leo Agung meresmikan perayaan Natal sebagai kesempatan emas untuk memperteguh iman akan misteri Allah yang menjelma menjadi manusia.
T. Apa Teologi Perayaan Natal?
J. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Perayaan Natal mau menggarisbawahi Misteri Kedatangan Tuhan Yesus, Putra Allah dalam rupa daging manusia yang secara konkret dilahirkan oleh Santa Perawan maria di Betlehem. Sungguh mau ditekankan di sini data historis misteri Inkarnasi, sehingga peristiwa-peristiwa historis yang mengelilingi kelahiran Sang Penebus pun berperan penting. Data historis ituadalah bukti dasar yang sungguh nyata yang mau diwartakan oleh Gereja.
T. Bagaimana sejarah Masa PRAPASKAH?
J. Sejak pertengahan abad II seperti termuat di dalam “Liber Sacramentorum III” telah direntis suatu masa pertobatan dengan berpantang dan berpuasa sebagai persiapan untuk menyongsong perayaan Paskah. Awal kebiasaan itu justru di masa hidup Santo Yustinus yang aktif berkarya bersama rekan-rekannya. Pada awal abad IV sudah tersebar di Gereja Timur dan akhir abad IV sudah menyebar pula pada Gereja Barat.
T. Mengapa masa berpuasa selama 40 hari?
J. Angka 40 itu diambil atas dasar KS. Di dalam Kitab Suci selama 40 hari Nabi Musa berada di puncak Sinai (Kel34:28), selama 40 hari Nabi Elias berjalan menuju gunung Allah yang suci (1Raj 19:8), semua penduduk kota Ninive berpuasa selama 40 hari (Yn3:1-10), 40 tahun lamanya perjalanan Umat Allah dari perbudakan Mesir menuju Tanah Terjanji, 40 hari lamanya Yesus berpuasa di padang gurun (Mat 4:2).
T. Apa arti dan maksud dari masa prapaskah?
J. Konsili Vatikan II mengatakan bahwa Masa Prapaskah berciri ganda: sebagai peringatan atau persiapan pembaptisan dan sebagai masa pertobatan umat beriman mempersiapkan diri untuk merayakan Misteri Paskah dengan cara lebih tekun mendengarkan Sabda Allah dan meluangkan waktu untuk lebih rajin berdoa (KL 109).
T. Masa Prapaskah terhitung dari sejak kapan?
Sejak Rabu Abu sampai menjelang Perjamuan Tuhan pada Kamis Putih.


III. TEMPAT IBADAT
T. Apakah yang dimaksud dengan tempat ibadah umat Katolik?
J. Tempat ibadah umat katolik adalah tempat dimana umat katolik dapat melakukan ibadahnya dengan baik sesuai dengan tata aturan resmi liturgi Gereja Katolik. Dalam rumah ibadah itulah umat Katolik dapat berdoa secara khusuk, dapat merayakan perayaan liturgis dan secara istimewa menjadi tempat yang resmi untuk berdoa.
T. Apakah tempat ibadah umat Katolik yang dimaksudkan itu merupakan tempat ibadah resmi yang disetujui Gereja?
J. Secara umum memang harus mendapat ijin resmi dari hirarki Gereja Katolik sebagai tempat ibadah resmi. Tetapi ada juga tempat yang tidak selalu resmi yangdipakai sewaktu-waktu sesuai dengan keperluan.
T. Apa saja yang termasuk tempat ibadah tidak resmi tersebut?
J Tempat ibadah tidak resmi tersebut jarang digunakan dan hanya digunakan pada hari-hari tertentu. Tempat ibadah tersebut misalnya rumah umat/warga katolik yang dipakai untuk berdoa rosario dalam lingkungan masing-masing. Doa rosario tersebut hanya digunakan sepanjang bulan Mei dan bulan Oktober setiap tahun. Umumnya bergiliran dan sangat singkat. Setiap umat mendapatkan gilirannya biasanya satu kali dalam bulan bersangkutan. Acaranya juga sangat singkat, maksimal upacara resmi memakan waktu 45 menit.
T. Apakah masih ada jenis tempat ibadah tidak resmi yang lain?
J. Ada seperti alam terbuka, atau di gunung atau di tepi pantai dan tempat-tempat lain yang biasa digunakan untuk melaksanakan rekoleksi atau retret seperti rumah retret. Tetapi itupun digunakan sangat tentatif. Karena harus ada yang melaksanakan rekoleksi atau retret dan tempat itu sesuai kebutuhan.
T. Pertanyaan yang paling penting mungkin tentang tempat ibadah resmi. Apa saja itu?
J. Memang benar, yang paling penting dan paling sering digunakan adalah tempat ibadah resmi. Tempat ibadah resmi itu adalah gereja yang hampir selalu dibawahi oleh paroki. Selain gereja juga ada sejenis bangunan gereja kecil yang disebut dengan Kapel.
T. Apa bedanya gereja dengan kapel tersebut?
J. Bangunan gereja itu adalah bangunan yang lebih besar dari kapel. Fungsinya juga sangat berbeda. Fungsi gereja adalah untuk umat keseluruhan dalam lingkungan sebuah paroki. Jadi setiap paroki memiliki satu gereja sebagai tempat ibadah resmi. Sementara kapel itu hanya sebuah rumah ibadah kecil, yang diperuntukkan untuk komunitas local yang kecil juga.
T. Apakah Gereja dan Kapel itu selalu di bawah sebuah paroki?
J. Gereja itu selalu berada di bawah sebuah paroki. Tetapi kapel itu tidak selalu berada di bawah paroki, karena keberadaannya hanya untuk lingkungan kecil dan tertentu saja dan bangunannya juga kecil. Kapel boleh saja ada diparoki, tetapi biasanya karena paroki tidak cukup mampu menampung seluruh umat sehingga harus membuat kapel kecil. Kapel juga ada di tempat-tempat umum seperti di rumah sakit, sekolah-sekolah katolik, di tempat-tempat ziarah. Tetapi kapel itu sangat jarang.
T. Sejak tadi cukup banyak disebutkan tentang paroki. Apa yang dimaksud dengan paroki tersebut?
J. Paroki adalah sebuah komunitas dalam Gereja Katolik universal yang masuk dalam garis hirarkis gereja Katolik yang dipimpin oleh pastor paroki. Artinya, setiap paroki pasti dipimpin oleh minimal satu orang pastor/imam katolik.
T. Apakah Paroki memiliki garis hirarki yang lain ke bawah?
J. Ya, paroki memiliki bahagian yang lebih kecil, yakni Wilayah dan di bawah Wilayah disebut dengan Lingkungan. Lingkunganlah organ paling kecil dari sebuah paroki.
T. Apakah ada di atas paroki atau kumpulan para paroki itu?
J. Kumpulan para paroki itu disebut juga dekanat, dimana paroki-paroki saling bekerjasama untuk kepentingan bersamanya. Tetapi seluruh paroki tersebut harus berada dalam naungan sebuah keuskupan, dimana pimpinan dari sebuah keuskupan adalah Uskup.
T. Apakah uskup itu meliputi satu propinsi atau bagaiamana persisnya?
J. Keuskupan itu adalah garis hirarkis ke Vatikan di Roma, Italia dan seturut garis hirarki Gerejawi di daerah bersangkutan. Keuskupan di seluruh Indonesia sekarang berjumlah 38 keuskupan, padahal propinsi Indonesia hanya 34 untu ksaat ini. Kadang di sebuah popinsi ada dua keuskupan, kadang satu propinsi tidak memiliki uskup. Misalnya di Sumatera Utara ada Keuskupan Agung Medan dan Keuskupan Sibolga. Sementara di propinsi NAD tidak ada keuskupan, ia menjadi bahagian dari Keuskupan Agung Medan.
T. Secara ringkas, keuskupan itu kaitannya dengan Vatikan di Roma, Italia bagaimana?
J. Keuslupan itu berciri otonom dan memiliki wewenang penuh untuk mengelola keuskupannya. Tetapi ia selalu harus berkoordinasi dengan Vatikan terkait dengan kebijakan Gereja Katolik universal, dan kemudian diterjemahkan oleh keuskupan masing-masing sesuai dengan konteks local keuskupan tertentu. Setiap lima tahun, para Uskup diundang untuk bertemu di Vatikan dengan paus yang disebut dengan ad limina. Jelasnya, seluruh ajaran resmi gereja universal dari paus di Vatikan menjadi acuan umum untuk setiap keuskupan dan dari keuskupan diterjemahkan untuk konteks lokalnya dan dipraktekkan di setiap paroki di keuskupan yang bersangkutan.
T. Di wilayah Jabotabek itu ada berapa keuskupan?
J. Ada dua keuskpuan di wilayah Jabotabek. Yang paling luas dan paling besar adalah Uskup Agung Jakarta yang meliputi hampir seluruh Jabodetabek. Pimpinannya adalah seorang uskup agung, yang sekarang di tahun 2008 adalah Kardinal Julius Darmaatmadja, SJ. Selain keuskupan Agung Jakarta ada juga keuskupan Bogor yang meliputi sebahagian kecil daerah Jabodetabek, seperti kota Bogor.
T. Apakah jumlah paroki di setiap keuskupan hampir sama jumlahnya dengan jumlah gereja yang ada?
J. Tepat sekali, karena setiap paroki pastilah memiliki satu gereja. Kecuali ada satu atau dua paroki yang memiliki kapel, tapi itu pun tidak banyak. Artinya sejumlah paroki, sejumlah itulah Gereja Katolik ada. Misalnya, di kota Jakarta, jumlah paroki sekitar 67 buah, maka jumlah gereja katolik itu sekitar 67 buah juga di wilayah Jabodetabek. Dan itulah yang resmi dipakai untuk setiap kali acara gereja, termasuk acara gereja setiap minggu yang dilakukan secar arutin. Hanya sedikit paroki yang memiliki kapel karena kebutuhan umat, yakni: misalnya di Paroki Kalvari, pondok Gede memiliki kapel di TMII, paroki St. Antonius Otista, Jakarta timur memiliki kapel bernama Santo Agustinus di kompleks Angkatan Udara RI di Halim Perdanakusumah. Paroki Santa Clara Bekasi Utara memiliki 2 buah kapel karena belum memiliki ijin mendirikan Gereja.
T. Apa yang harus selalu ada dalam perayaan-perayaan atau ibadah katolik?
J Selalu ada lagu-lagu dan proses ibadatnya. Seluruh ibadat tersebut hampir selalu dijaga untuk tidak sampai mengganggu lingkungan sekitar. Karena itulah perayaan ibadat Gereja katolik itu selalu mempertimbangkan toleransi dengan lingkungan sekitar, khususnya bagi masyarakat yang tidak menganut agama katolik.


IV. KEBIASAAN DAN PERIBADATAN GEREJA KATOLIK (Pormadi)
T. Apakah yang dimaksud dengan Gereja ?
J. Gereja mempunyai dua arti. Arti pertama Gereja (dengan “G” besar) adalah perhimpunan umat/ jemaat Allah yang didirikan oleh Yesus Kristus bersama para RasulNya .
Arti kedua gereja (dengan “g” kecil adalah gedung tempat beribadah umat Kristen.
T. Apakah yang dimaksud dengan Gereja Katolik?
J. Gereja Katolik Roma atau Gereja Katolik adalah Gereja Kristen dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma, saat ini dijabat Paus Benediktus XVI. Gereja katolik menurut asal-usulnya dari komunitas Kristiani perdana yang didirikan oleh Yesus Kristus dan dipimpin oleh Keduabelas Rasul, khususnya Santo Petrus.
Gereja Katolik merupakan Gereja Kristen terbesar dan organisasi keagamaan terbesar di dunia. Menurut Buku Tahunan Statistik Gereja katolik, keanggotaannya di seluruh dunia pada akhir tahun 2005 berjumlah 1.114.966.000, meliputi sekitar 60 persen dari semua penganut Kristen atau kira-kira satu dari enam orang di dunia beragama Katolik.
Gereja Katolik merupakan sebuah organisasi sedunia yang terdiri atas satu Gereja Partikular Ritus Latin dan 22 Gereja Partikular Ritus Timur, semuanya mengakui Tahta Suci di Roma sebagai otoritas tertingginya di muka bumi. Gereja Katolik terbagi-bagi dalam wilayah-wilayah yurisdiksi, biasanya atas dasar teritorial. Satu unit teritorial standar disebut diosis (di Indonesia disebut keuskupan) dalam ritus Latin atau eparki dalam ritus-ritus Timur, masing-masing dikepalai seorang uskup. Pada akhir tahun 2005, jumlah total seluruh wilayah yurisdiksi tersebut adalah 2.770.

T. Apakah ada lambang Gereja?
Ya ada. Gereja kerapkali dilambangkan sebagai :
· Kandang Domba : Yesus adalah Pintu satu-satunya. Orang hanya bisa masuk melalui pintu Yesus.
· Ladang yang Ditumbuhi Zaitun Tua : gereja memiliki akar-akar suci pada Bapa Para Bangsa.
· Kawanan Domba : Yesus Kristus adalah gembala utama. Dia adalah gembala yang menyerahkan hidup-Nya untuk domba-domba-Nya.
· Kebun Anggur : Pokok anggur adalah Yesus Kristus sendiri, kita adalah ranting-rantingnya. Kita hidup di dalam Yesus Kristus
· Bangunan Allah : Kristus adalah batu yang telah dibuang tetapi menjadi batu penjuru, diatas dasar itu dibangunlah gereja oleh Para Rasul.
· Mempelai Kristus : Kristus menjadi gereja-Nya sebagai mempelai utuh dengan memberikan diri-Nya untuk menyucikan gereja.
T. Apa saja yang menjadi kebiasaan umat Katolik
(a) Berhimpun untuk Perayaan Ekaristi/ ibadat Sabda
(b) Membaca Kitab Suci
(c) Melaksanakan Ibadat Harian
(d) Berdoa bersama dalam keluarga
(e) Berdoa secara pribadi
(f) Terlibat dalam kehidupan jemaat
(g) Terlibat dalam masyarakat
(h) Berpuasa dan berpantang
(i) Memeriksa batin
(j) Mengaku dosa di hadapan imam
T. Apa yang dimaksud berhimpun pada hari Minggu?
J. Berhimpun pada hari Minggu maksudnya umat Kristen berkumpul dalam suatu tempat ibadah (gedung gereja, kapel, tempat ibadat sementara) untuk merayakan Ekaristi/ Misa atau perayaan Ibadat Sabda (bdk. KHK 1274-1248). Kebiasaan ini didasarkan pada tradisi para rasul yang berpangkal pada hari Kebangkitan Kristus (Isa Al-Masih) sendiri. Pada hari Minggu umat berkumpul untuk merayakan misteri Paskah, yakni mengenangkan sengsara, wafat, kebangkitan dan kemuliaan Tuhan Yesus. Dalam pengenangan ini, umat mendengarkan Sabda Allah dan berpartisipasi dalam perayaan Ekaristi/ Misa; Gereja juga bersyukur kepada Allah yang telah “melahirkan kembali mereka ke dalam hidup yang penuh pengharapan” (lih. 1 Ptr 1:3; Konstitusi Liturgi , disingkat KL, 106).
T. Apa yang dimaksud dengan membaca Kitab Suci?
Pimpinan Gereja menganjurkan kepada umatNya untuk rajin membaca Kitab Suci, sebab dalam Kitab Suci Allah sendiri bersabda kepada umatNya, dan Kristus mewartakan Kabar Injil (KL 184). Kitab Suci merupakan sumber dan dasar iman Gereja. Dengan membaca Kitab Suci kita mengenal Kristus. Dengan rajin membaca Kitab Suci, banyak orang telah memperoleh pengalaman serta kekuatan iman yang mengagumkan, terutama mereka yang tidak hanya membaca tetapi juga mengamalkannya (lih. Yak 1:22)
T. Apa yang dimaksud dengan melaksanakan Ibadat Harian/ sholat harian dalam Gereja Katolik?
J. Melaksanakan ibadat harian merupakan kebiasaan orang Kristen yang didasarkan pada perintah Kristus. Kristus memerintahkan “Orang harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu” (Luk 18:1). Para Rasul mempunyai kebiasaan berdoa pada jam-jam tertentu baik bersama-sama di Bait Allah (lih. Kis 3:1) maupun secara pribadi di rumah (lih. Kis 10:9.30). Paulus juga menandaskan agar umat berdoa setiap waktu (lih. Ef 6:18). Karena didorong oleh teladan serta nasehat-nasehat itu, Gereja dengan setia dan tak henti-hentinya memanjatkan doa. Gereja menegaskan bahwa “Dengan pengantaraan Yesus Kristus, marilah kita mempersembahkan kurban syukur kepada Allah” (Ibr. 13:15). Gereja telah mengembangkan Ibadat Harian, yakni ibadat pada jam-jam tertentu setiap hari:
§ Ibadat Bacaan
§ Ibadat Pagi
§ Ibadat Siang
§ Ibadat Sore
§ Ibadat Penutup
Atau paling tidak dianjurkan agar melaksanakan Doa Pagi dan Doa Malam untuk mengawali dan menutup hari dalam nama Tuhan. Dengan berdoa seperti ini, Gereja menguduskan seluruh hari dan seluruh kegiatan manusia (Pedoman Ibadat Harian, disingkat PIH 11)
T. Apa yang dimaksud dengan berdoa/ beribadah bersama dalam keluarga?
J. Berdoa bersama dalam keluarga adalah kegiatan ibadah yang dilaksanakan oleh pimpinan dan para anggota keluarga. Keluarga dalam pandangan orang Katolik adalah “Gereja kecil”. Gereja sungguh terwujud dalam keluarga jika anggota berhimpun dalam nama Tuhan. Dalam himpunan ini tergenapilah janji Tuhan kepada umatNya, “Dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (lih. Mat 18:20).
Doa bersama dapat dilakukan dalam dua bentuk: pertama, semua anggota keluarga berkumpul di suatu tempat (bisa di rumah, gedung tempat ibadah, alam terbuka, tempat ziarah, dll) dan pada saat yang sama untuk berdoa bersama. Kedua, mereka berkumpul pada jam yang sama. Bila anggota keluarga tidak mungkin berkumpul (misalnya, anggota keluarga yang sedang bepergian) dapat menentukan jam tertentu untuk berdoa, sehingga berjauhan tempat, mereka merasakan adanya kebersamaan dalam doa.
T. Apa yang dimaksud dengan berdoa secara pribadi?
J. Berdoa secara pribadi maksudnya kegiatan berkomunikasi dengan Tuhan yang dilakukan oleh seseorang. Di damping ibadat harian dan doa bersama , umat Katolik dianjurkan agar selalu berkanjang dalam doa sebagaimana diajarkan oleh Rasul Paulus (Lih. 1Tes 5:17). Gereja menandaskan: selain dipanggil untuk berdoa bersama, pengikut Kristus harus juga masuk ke dalam biliknya untuk berdoa secara pribadi seperti dikatakan Yesus sendiri, “Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasNya kepadamu” (lih. Mat. 6:6; KL 12).
T. Apa yang dimaksud dengan terlibat dalam kehidupan umat/ jemaat setempat (lingkungan, stasi, paroki)?
J. Maksudnya, setiap anggota Gereja/ umat Allah harus sungguh ambil bagian dalam membangun Kerajaan Allah. Semua umat adalah anggota Gereja yang didirikan Kristus bersama para RasulNya. Kristus adalah kepalanya. Setiap anggota mempunyai tugas dan peran yang khas, yang tak tergantikan (lih. 1Kor 12:12-31). Maka setiap anggota jemaat harus terlibat dalam semua segi kehidupan Gereja (persekutuan, liturgi, pewartaan dan pelayanan) baik dalam lingkup lingkungan, stasi, maupun paroki. Mereka juga terikat dengan kewajiban membantu memenuhi kebutuhan Gereja.
T. Apa yang dimaksud dengan terlibat dengan masyarakat?
J. Maksudnya, setiap anggota umat Allah adalah bagian dari anggota masyarakat dunia juga, yang harus ikut ambil bagian dalam pencapaian kesejahteraan umum. Setiap anggota Gereja harus berpartisipasi dalam kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan masyarakat, terutama yang miskin dan terlantar (bdk. Gaudium et Spes, disingkat GS 1).
T. Apa yang dimaksud dengan berpuasa dan berpantang?
J. Maksudnya, kegiatan bermati raga atau mengurangi porsi makanan atau tidak makan sama sekali sebagai ungkapan tobat dan menggantinya dengan perhatian dan aktivitas berdoa, beribadat dan melaksanakan olah tobat dan karya amal (bdk. KHK 1249).
Dalam tradisi Gereja Katolik, puasa merupakan ibadat penting yang dilaksanakan umat sebagai persiapan untuk perayaan-perayaan besar, khususnya hari Paskah (hari Kebangkitan Isa-Almasih). Masa Puasa secara resmi ditetapkan Gereja adalah pada masa Prapaskah yaitu persiapan diri menjelang hari Kebangkitan Isa Al-Masih, Tetapi selama masa Prapaskah itu hari puasa resmi hanya dua yaitu: Rabu Abu, hari pembukaan Masa Prapaskah dan hari Jumat Agung, hari wafanya Isa Al-Masih. Namun Gereja sangat menghargai warganya yang berpuasa penuh 40 hari menjelang Paskah. Di samping berpuasa, Gereja juga mempunyai kebiasaan berpantang. Pantang dilakukan setiap Jumat sepanjang tahun, kecuali jika hari Jumat itu bertepatan dengan hari besar keagamaan Gereja katolik (bdk. KHK 1252).
T. Apa yang dimaksud dengan memeriksa batin?
J. Maksudnya, aktivitas merenung, mawas diri untuk menyadari dan mengakui kekurangan yang tidak dapat ditutupi di hadapan Allah sehingga membantu seseorang / umat Allah makin sadar akan kebaikan Allah dan membangkitkan penyesalan yang tulus atas dosa. Pemeriksaan batin biasanya dilakukan pada saat-saat khusus: Ekaristi, Ibadat Sabda.
T. Apa yang dimaksud dengan mengaku dosa di hadapan Tuhan?
J. Maksudnya pengucapan pelanggaran-pelanggaran atas perintah Allah dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesama di hadapan imam/ pastor sebagai ungkapan tobat untuk meninggalkan dosa dan kegelapan lalu berdamai dengan Allah dan sesama.
Inti hidup orang pengikut Kristus adalah bertobat. Orang yang bertobat adalah orang yang dengan tulus menyadari kelemahan dan kedosaannya dan dengan rindu mendambakan perdamaian kembali dengan Allah dan dengan sesama warga.
T. Apakah yang dimaksud dengan ibadat (worship) dalam Gereja Katolik?
J. Ibadat adalah kegiatan memberikan penghormatan kepada Allah sebagai Pencipta, Penyelamat dan Pengudus. Ibadat Gereja Katolik pada prinsipnya meliputi seruan dan ungkapan pujian, syukur, penyerahan diri, tobat dan doa-doa permohonan.
Ibadat Katolik dapat dilaksanakan dimanapun dan kapanpun (Yoh. 4:21-24). Ibadat resmi Gereja Katolik berpusat pada Kristus sebagai Imam Agung. Setiap anggota umat Allah yang beribadah berarti ambil bagian dalam imamat Kristus demi kepentingan umatNya (KL 7).
Dalam Gereja Katolik, puncak ibadat adalah perayaan Ekaristi yang merupakan acara perjamuan yang diwariskan Yesus Kristus/ Isa Al-Masih di mana dalam perjamuan itu Dia membagi-bagikan Roti dan Anggur sebagai lambang tubuh dan darahNya yang dikurbankan demi keselamatan umat manusia yang terwujud dalam penyaliban diriNya pada kayu salib di Golgota.
Perayaan Ekaristi sekaligus juga merupakan ibadah syukur dan ungkapan persatuan diri dengan Allah sambil menantikan kedatangan Yesus Kristus untuk kedua kalinya untuk menghakimi orang hidup dan mati.
T. Berapa macamkah atau berapa kalikah umat Katolik berdoa/beribadah dalam sehari?
J. Pada dasarnya Gereja tidak menetapkan berapa kali berdoa dalam sehari. Kegiatan beribadat bagi tiap umat Katolik tidak dibatasi dalam jumlah, namun Gereja telah mengembangkan dan menganjurkan Ibadat Harian, yakni ibadat pada jam-jam tertentu setiap hari:
§ Ibadat Bacaan
§ Ibadat Pagi
§ Ibadat Siang
§ Ibadat Sore
§ Ibadat Penutup
Pada prinsipnya, paling tidak dianjurkan agar melaksanakan Doa Pagi dan Doa Malam untuk mengawali dan menutup hari dalam nama Tuhan. Dengan berdoa seperti ini, Gereja menguduskan seluruh hari dan seluruh kegiatan manusia (Pedoman Ibadat Harian, disingkat PIH 11)
T. Apakah yang dimaksud dengan ibadat resmi Gereja Katolik?
J. Ibadat resmi adalah ibadat yang sifatnya prinsipiil, wajib dan harus diikuti seluruh umat Katolik sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam Gereja Katolik.
Dalam Gereja katolik ibadat resmi disebut juga LITURGI. Contoh ibadat resmi tersebut adalah Perayaan Ekaristi, Perayaan Liturgi Gereja, Perayaan 7 Sakramen, Ibadat Harian.
Di samping ibadat resmi ada pula ibadat tidak resmi yaitu ibadat yang sifatnya dianjurkan dan tidak wajib bagi tiap umat Katolik untuk melaksanakannya, seperti ibadat rosario, ibadat jalan salib, ibadat lingkungan, ziarah, ibadat tirakatan, ibadat pemberkatan benih, dll.
(1) ISTILAH-ISTILAH KHUSUS:
· Ibadat rosario : doa atau sholat kepada Allah melalui Bunda Maria, Ibunda Yesus Kristus melalui benda-benda rohani berbentuk kalung yang berisi manik-manik/ biji (mirip tasbih dalam Islam). Ibadah ini sangat populer di kalangan umat Katolik.
· Jalan salib : ibadat mengenang peristiwa perjalanan sengsara hingga penyaliban Yesus Kristus dan wafatNya di kayu salib di bukit Golgota.
· Awam : Anggota umat Allah yang sudah menjadi warga penuh Gereja melalui baptisan, krisma dan Ekaristi tetapi tidak menerima tahbisan suci.
· Ekaristi/ Misa Kudus : perayaan pengenangan perjamuan Kudus yang diwariskan Yesus kepada Umatnya sebagai kenangan akan pengurbanan dan penyerahan tubuh dan darahNya bagi pengampunan dosa banyak orang melalui Roti dan Anggur yang dibagi-bagikan kepada umatNya. Perayaan ini juga merupakan tanda syukur dan persatuan Yesus Kristus dengan umatNya
· Paroki : Umat beriman kristiani tertentu yang dibentuk secara tetap dalam Gereja partikular dan yang reksa pastoralnya, di bawah ototritas Uskup Diosesan, dipercayakan kepada pastor paroki sebagai gembalanya (bdk. Kan. 515).
· Pastor paroki : Seorang Imam yang diangkat dan di bawah otoritas Uskup menjadi gembala utama umat beriman kristiani di dalam wilayah teritorial Gereja partikular tertentu, menjalankan reksa pastoralnya dengan mengambil bagian dalam pelayanan Kristus; menjalankan tugas-tugas mengajar, menguduskan dan memimpin jemaat, bekerja sama dengan imam lainnya dan bantuan kaum beriman kristiani awam lainnya menurut norma hukum (bdk. LG, 28; Kan 519)
· Lingkungan : Umat beriman Kristiani tertentu yang dibentuk secara tetap dalam Gereja parokial yang dikoordinir oleh seorang umat yang diangkat atas oleh pastor paroki.
· Wilayah : kumpulan lingkungan-lingkungan yang terdapat dalam lingkup paroki.


V. ZIARAH DAN DEVOSI (Mery)
T. Apa Makna Ziarah?
J. Ziarah merupakan salah satu aspek penting dalam praktek sebagian besar agama-agama, termasuk agama Katolik. Persembahan rohani Umat Allah Perjanjia Baru adalah Ekaristi, yang dirayakan di segala tempat, khususnya pada Bulan Maria (Mei), dan Bulan Rosario (Oktober). Dengan demikian semua tempat dan waktu yang dianggap suci atau keramat menjadi relatif semata-mata. Akan tetapi, sebagian besar umat Katolik pun merasakan adanya tempat-tempat tertentu yang memudahkan hati terangkat pada Tuhan.
Ziarah melambangkan perjalanan hidup manusia dia atas bumi ini menuju Allah, dengan makin hari makin dekat kepadaNya biarpun melalui kesusahan dan kecapaian. Di tempat ziarah, orang semestinya dengan tenang dapat mengikuti perayaan Ekaristi. Devosi-devosi dan bila perlu atau bermanfaat dapat menerima sakramen pengakuan. Sebab ziarah adalah kesempatan untuk bertobat, meninggalkan jalan salah dan menemupuh jalan benar.
T. Mengapa ada Ziarah?
J. Praktik ziarah sudah ada dalam tradisi Yahudi. Setiap tahun mereka mesti berziarah ke bait Allah di Yerusalem. Yesus sendiri untuk pertama kalinya berziarah pada usia 12 tahun. Pada waktu berziarah, mereka menyanyikan lagu-lagu mazmur (Mzm 120-134). Gambaran indah tentang praktik ziarah terlukis dalam Mzm 122.

Sejak abad I, orang-orang Kristen biasa berziarah ke Tanah Suci (Palestina) untuk napak-tilas kehidupan Yesus, terlebih jalan salib-Nya. Kemudian tujuan ziarah bertambah, ke Roma, yakni di makam St. Petrus dan St. Paulus. Timbulnya Perang Salib pada abad XI-XII juga dipicu oleh gangguan tentara Turki terhadap para peziarah di tanah suci.
Tempat-tempat ziarah untuk Bunda Maria mulai marak pada akhir abad pertengahan. Yang dikunjungi adalah tempat penampakan Maria atau gambar (ikon) Maria. Makam Maria tidak dikenal sebab beliau diangkat Tuhan beserta jiwa-raganya.
T. Mengapa Perlu Ziarah ?
J. Ziarah merupakan ungkapan iman, bukan suatu kewajiban seperti halnya naik haji. Ziaran tidak menunjukan apakah seseorang itu lebih Kristen dari yang lainnya atau tidak, sebab ukuran menjadi murid Kristus adalah mengamalkan kasih (Yoh 15-17). Namun, dengan berziarah kita bisa mengungkapkan iman kita, dalam hal ini devosi kepada Bunda Maria. Tetapi, bukankah di mana pun kita berada, kita juga bisa berdoa? Benar memang. Tetapi, selalu saja ada tempat yang lebih membuat kita merasa nges dan sreg dalam berdoa daripada tempat lainnya. Semakin sering suatu tempat dijadikan tempat doa, semakin suasana nges dan sreg ini terasa.
T. Mengapa perlu Sakramen Tobat dalam peziarahan?
J. Perjalanan ziarah tentu menuntut korban, bahkan dulu sungguh melelahkan (mesti jalan kaki!). kelelahan dan capai yang ditanggung ini merupakan bentuk silih dan ungkapan tobat atas dosa-dosa kita. Ziarah juga menunjukan bahwa kita mau meninggalkan jalan yang salah dan menempuh jalan yang benar (bertobat). Maka, sangatlah ideal pada saat berziarah, kita juga menerima Sakramen Tobat.
T. Apa Makna Devosi dan Ziarah?
J. Pertama, Sikap tetap berupa penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan kehendaknya sebagai perwujudan cinta kasih. Inilah penghormatan Allah secara batiniah. Devosi pada dasarnya adalah sikap dan tekad, walaupun dapat disertai perasaan juga. Kedua, Kebaktian khusus dalam bentuk doa atau perilaku orang atau umat beriman kepada rahasian kehidupan Yesus yang tetap. Misalnya kesengsaraanNya atau HatiNya Yang Mahakudus, atau kepada orang kudus tertentu, yang dihormati secara khusus, devosi juga. Kebaktian ini harus menguatkan iman akan Tuhan dan bersifat sukarela; tidak setiap bentuk devosi diizinkan atau dianjurkan. Devosi kepada Bunda Maria, sangat popular. Misalnya kebaktian pada bulan Mei dan Rosario pada bulan Oktober.
T. Bagaimana Gereja Katolik memandang kegiatan peziarahan?
J. Ketika berziarah kita meninggalkan kesibukan sehari-hari dan berjalan menuju tempat ziarah. Perjalanan fisik ini mengingatkan kita bahwa kita semua (Gereja) sedang berziarah menuju tanah air surgawi. Gerak perjalanan kita adalah maju menuju kepenuhan Kerajaan Allah pada akhir zaman. Dalam Alkitab, waktu tidak dilihat seperti roda kehidupan atau perputaran nasib (pandangan budaya Timur umumnya). Tetapi, waktu dilihat sebagai garis lurus yang bergerak maju, seperti halnya bangsa Israel yang keluar dari perbudakan Mesir dibawah pimpinan Musa. Tantangan selalu menghadang di tengah jalan. Tetapi, mereka juga mengalami menyertaan dan pertolongan Tuhan. Demikian juga Gereja. Di tempat ziarah banyak orang dari berbagai daerah dan (suku) bangsa berhimpun. Di sini nyata bagaimana semua (suku) bangsa dihimpun menjadi satu dalam Gereja. Karena Gereja merupakan kesatuan umat Kristen yang mengimani Kristus.
T. Perlukah Pengesahan dari Uskup ?
J. Supaya ziarah bersama berhasil, harus disiapkan dengan baik dan dijalankan dalam semangat doa. Tempat suci atau tempat ziarah yang resmi perlu pengesahan Uskup diosesan atau konperensi uskup. Di tempat seperti itu hendaknya disediakan sarana-sarana yang mencukupi bagi umat beriman, supaya pewartaan—ibadat dan devosi dapat dilaksanakan dengan tenang dan tertib.
T. Dimana saja tempat-tempat ziarah yang terkenal?
J. Salah satu praktik devosi yang marak dilakukan pada bulan Maria atau waktu-waktu tertentu yang dipilih lainnya, adalah berziarah ke gua Maria, yaitu Gua Maria Sendangsono, Gua Maria Pohsarang-Kediri (Jawa Timur), Gua Maria Klepu (Ponorogo), Gua Maria Kereb – Ambarawa, Gua Maria Padang Bulan dan Fajar Mataram - Lampung, Gua Maria Kaliori – Purwokerto, Gua Maria Ratu Kenyo – Wonogiri, Hati Kudus Yesus – Ganjuran (Jawa Tengah), dan sebagainya.

TIM PENYUSUN:
1. Antonius Sundoro
2. Osbin Samosir, S.Ag, M.Si
3. Maria Loek Nama Masang, S.Sos, M.Si
4. Pormadi Simbolon, SS
5. Adison Adrianus Sihombing, SS

Powered By Blogger