Trima kasih mengunjungi blog kami!

Para pengunjung yth. semua isi blog ini ditulis atau disusun atas kemauan pribadi. Itu berarti blog ini berisi aneka pendapat, pemahaman, persepsi pribadi, dan pemikiran pribadi atas lingkungan kerja dan hidup sekitarnya. Harapan kami isi blog ini bermanfaat bagi pengunjung yang memerlukannya. Salam, GBU.
Tampilkan postingan dengan label psikologi perkembangan anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label psikologi perkembangan anak. Tampilkan semua postingan

Rabu, Oktober 15, 2014

Pembina BIA: Membagi Pengalaman Iman


Direktur Urusan Agama Katolik berfoto bersama Pejabat dan peserta.
Pertemuan Pembina Bina Iman Anak (BIA) diarahkan untuk mengenalkan Yesus kepada anak-anak dan membawa anak-anak kepada Yesus. Demikian salah satu garis besar pertemuan Pembina Bina Iman Anak Keuskupan Padang yang berlangsung dari tanggal 30 September sampai dengan 3 Oktober di Hotel Mercure Padang.   

Acara pertemuan Pembina BIA dibuka oleh Direktur Urusan Agama Katolik Kementerian Agama RI, Fransiskus Endang. Fransiskus Endang dalam sambutannya mengatakan bahwa pembinaan BIA merupakan salah satu program Bimas Katolik sebagai bentuk perhatian Pemerintah dalam rangka mengajak masyarakat Katolik untuk menjadi Katolik 100 persen dan seutuhnya Pancasilais.  

Pada kesempatan pembukaan tersebut, Pengganti Sementara Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, H. Afrijal, S.Ag, MM menyambut baik kegiatan pertemuan pembina BIA Keuskupan Padang. Umat Katolik di Keuskupan Padang meskipun minoritas, tetapi ikut berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat Provinsi Sumatera Barat menjadi masyarakat yang religius, berbudaya dan toleran. Untuk itu, sejak usia anak-anak, iman anak-anak perlu dibina agar menjadi masyarakat yang religius, berbudi luhur dan berkepribadian. Segenap masyarakat Provinsi Sumatera Barat diajak terlibat dalam membangun tri-kerukunan, yaitu kerukunan antar umat beragama, kerukunan internal umat beragama dan kerukunan antara umat beragama dengan Pemerintah. 

Ketua Panitia Penyelenggara, Sigit Basuki Taruno, pertemuan ini dimaksudkan untuk membantu para peserta meningkatkan kemampuan dan mengembangkan profesionalitasnya melalui peningkatan kemampuan menguasai materi/ bahan ajar dan wawasan umum tentang disiplin ilmu yang berkaitan dengan tugasnya, serta meningkatkan kemampuan dalam menggunakan metodologi pembelajaran dan pembinaan iman anak. Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan semakin profesional, mandiri dan percaya diri dalam menjalankan tugas dan panggilannya sebagai Pembina BIA.

Pertemuan Pembina BIA yang diikuti 50 orang pembina BIA dari paroki-paroki yang ada di Provinsi SumateraBarat tersebut diisi masukan pembekalan dan pencerahan dari para narasumber yang kompeten di bidangnya dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan Pembina BIA kepada anak-anak Katolik.

Pastor Alex Irwan Suwandi,Pr, Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Padang, sebagai salah satu narasumber menegaskan bahwa peran pembina BIA amat penting dalam menanamkan iman Katolik sehingga benar-benar berakar, agar kelak umat tidak gampang pindah agama. Para pembina BIA harus kreatif dalam mewartakan iman kepada anak-anak melalaui ajaran/doktrin, pengalaman hidup anak-anak, metode tanya jawab, cerita, media pembelajaran. Untuk itu, pastor yang juga Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Padang tersebut para Pembina BIA perlu mencari waktu untuk berkumpul berbagi pengalaman dan membicarakan metode yang tepat dalam membina anak sesuai dengan kondisi di tempat masing-masing.

Pastor yang merupakan Ketua Yayasan Prayoga Keuskupan Padang tersebut, meneguhkan para pembina BIA harus memiliki spiritualitas sebagai murid Kristus yang hidup di bawah bimbingan Roh Kudus. Untuk itu, para pembina iman anak harus terlebih dulu menimba pengalaman kasih Allah, sebab pengalaman kasih Allah tersebutlah yang kita bagikan kepada anak-anak. Tidak mungkin kita membagi pengalaman kasih Allah, kalau pembina BIA sendiri belum mengalami kasih Allah.

Terkait pentingnya iman mengakar dalam diri anak, juga ditekankan oleh Maria Veronika Loanti, S.Ag, pembinaan BIA harus benar-benar membuat iman akan Yesus itu berakar, dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi anak-anak. Untuk itu “kurikulum” dan materi pembinaan iman anak harus benar-benar dipersiapkan.

Narasumber lain, Eko Cahyo Rudianto, S.Pd menyebutkan bahwa salah satu metode pembinaan iman anak adalah penggunaan media permainan. Metode permainan tersebut dapat menggunakan alat permainan edukatif (APE). Beberapa hal perlu diperhatikan, bahwa APE itu digunakan untuk mendukung kegiatan main anak, disesuaikan usia anak, dapat dibuat sendiri bersama orang tua anak. APE tersebut juga harus terbuat dari bahan aman untuk anak, menarik dan dapat dimainkan oleh anak dengan berbagai cara serta mudah didapatkan di lingkungan sekitar.

Narasumber lain, Fidelis Waruwu menegaskan bahwa pembentukan dan pertumbuhan kepribadian anak dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor organ biologik (genetic behaviour), faktor sosial-budaya (core value and attitude) dan faktor psiko-edukatif (learned behaviour). Menurutnya, pembentukan kepribadian manusia 55% dipengaruhi faktor organ-biologik, 20% faktor sosial budaya dan 25% dipengaruhi faktor psiko-edukatif. Ketiga faktor ini perlu diperhatikan para pembina Bina Iman Anak.

Fidelis Waruwu, yang juga dosen Psikologi pada Universitas Tarumanagara Jakarta, menjelaskan kepada para peserta pertemuan, bahwa proses pembentukan karakter anak-anak berangkat dari tahap oberservasi anak terhadap nilai-nilai yang diperankan dan ditampilkan orang tua/ orang-orang di sekitarnya, kemudian anak memasuki tahap meniru, lalu dapat menjadi kebiasaan anak-anak, lama-kelamaan menjadi sifat dalam diri anak-anak, lalu pada akhirnya bisa menjadi karakter karena sifat-sifat tersebut terjadi berulang-ulang dalam setiap waktu dan kondisi. Itu berarti karakter itu dipelajari anak dari teladan dari orang-orang dewasa yang di sekitar anak-anak.

Pada hari terakhir pertemuan, para pembina BIA berharap pembinaan dan pelatihan semacam ini dapat dialami semua pembina BIA secara periodik agar mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mewartakan iman kepada anak-anak Katolik. Pormadi Simbolon (diliput dari Padang)
Powered By Blogger