Trima kasih mengunjungi blog kami!

Para pengunjung yth. semua isi blog ini ditulis atau disusun atas kemauan pribadi. Itu berarti blog ini berisi aneka pendapat, pemahaman, persepsi pribadi, dan pemikiran pribadi atas lingkungan kerja dan hidup sekitarnya. Harapan kami isi blog ini bermanfaat bagi pengunjung yang memerlukannya. Salam, GBU.

Sabtu, Mei 28, 2016

Memetik Buah Warta Kebencian - pormadi simbolon (kliping tulisanku)



Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Kamis, Mei 26, 2016

Kliping Tulisanku: Disiplin dan Keteladanan Membangun Bangsa (Bali Post)



Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Rabu, Mei 25, 2016

Kliping Tulisanku: Hati Nurani VS Perkara Perut (Koran Harian Sinar Indonesia Baru - Medan)



Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Selasa, Mei 24, 2016

Kliping Tulisanku: Kembalikan Kultur Persahabatan (Suara Pembaruan)



Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Sabtu, Mei 14, 2016

Pentingnya Penguatan Peran dan Fungsi Lembaga Agama Katolik

Lembaga Agama Katolik perlu bersinergi meningkatkan kualitas iman umat dan peran dalam rangka berpartisipasi membangun kebaikan bersama (bonum commune) baik internal Gereja Katolik Indonesia maupun di tengah masyarakat Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika  dalam negara Pancasila. Demikian benang merah pertemuan Pimpinan Lembaga Agama Katolik Provinsi Maluku dan Maluku Utara di Ternate, yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Bimas Katolik Kementerian Agama RI Selasa-Kamis (10-13 Mei 2016) yang.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Eusabius Binsasi menyatakan bahwa fungsi dan peran lembaga agama Katolik harus dikuatkan melalui registrasi sebagai lembaga agama, registrasi rumah ibadah, rekomendasi sertifikasi aset atau tanah Gereja. "Lembaga Agama Katolik tidak boleh curiga, bila Pemerintah membuat registrasi lembaga agama, rumah ibadat dan rekomendasi tanah Gereja Katolik. Kegiatan registrasi merupakan penguatan peran dan fungsi lembaga agama Katolik, sehingga semakin maksimal dalam meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran iman Katolik yang minoritas di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk ", demikian disampaikan Eusabius Binsasi ketika memberikan sambutan di hadapan sekitar 70 pimpinan  lembaga Agama Katolik dan jajarannya Selasa, )10/5).
Pernyataan orang nomor satu pada DIrektorat Jenderal Bimas Katolik ini dipertegas kembali oleh Direktur Urusan Agama Katolik, sihar Petrus Simbolon. Ia mengatakan bahwa lembaga agama Katolik harus mendapat perhatian negara. "Sebagaimana amanat Nawacita Jokowi-JK, negara harus hadir di tengah umat dan lembaga Katolik, antara lain melalui registrasi lembaga agama, rumah ibadat, rekomendasi sertifikasi tanah gereja guna menguatkan fungsi dan peran lembaga agama Katolik. Lembaga Agama Katolik adalah mitra Pemerintah dalam  mewujudkan masyarakat Katolik menjadi pemeluk agama yang semakin baik. Selain itu, perlu pembentukan sebuah wadah pemberdayaan ekonomi umat melalui sebuah lembaga atau badan, seperti Badan Amal Gereja/Katolik", tegasnya.
Pastor Carolus B Rentany, Pastor Paroki Kao,  sangat terkesan dengan ide penguatan peran dan fungsi lembaga agama Katolik. Ia berharap, Pemerintah, dalam hal ini agar mensosialisasikan ide registrasi lembaga agama Katolik, registrasi rumah ibadat, rekomendasi sertifikasi tanah gereja,dan pembentukan badan amal Katolik kepada para Uskup. "Saya tertarik dengan ide-ide Pemerintah terkait  registrasi lembaga agama Katolik, registrasi rumah ibadat, rekomendasi sertifikasi tanah gereja,dan pembentukan badan amal Katolik. Saya harap hal ini disosialisasikan kepada Para Uskup di KWI (Konferensi Waligereja Indonesia, red) dan pusat Keuskupan-keuskupan", harapnya.
Sementara pembicara lain, Pastor Agustinus Ulahayanan, Sekretaris Eksekutif Koferensi Waligereja Indonesia, melihat peran dan fungsi lembaga agama Katolik amat strategis. Pimpinan lembaga  dan jajarannya merupakan agen perubahan. Pimpinan atau tokoh Agama Katolik merupakan agen perubahan dalam membangun kebaikan umum (bonum commune). Pastor Agus, panggilan akrabnya menjelaskan, "Pimpinan lembaga agama Katolik atau tokoh umat adalah agen perubahan.  Mereka berperan penting dalam meningkatkan kualitas tenaga pastoral dan perannya di tengah publik. Peningkatan kualitas dan peran tersebut harus berdasarkan kebutuhan, bukan berdasarkan kesukaan. Untuk itu, perlu membangun sinergi dan kemitraan dengan pemerintah, termasuk bermitra dengan tokoh-tokoh agama non Katolik dalam membangun kebaikan umum di tengah masyarakat  yang majemuk".
Para Pimpinan lembaga agama Katolik yang menjadi peserta pertemuan tersebut menghasilkan beberapa butir terkait bidang atau ruang kerjasama yang bisa ditindaklanjuti ke depan, antara lain legalisasi lembaga agama Katolik dan asetnya, registrasi rumah ibadat, kerjasama di bidang sosial keagamaan, sarana dan prasarana keagamaan,  dan pembinaan iman umat Katolik dalam rangka ikut serta membangun umat Katolik pada umumnya, dan secara khusus di Provinsi Maluku dan Maluku Utara. 
Pertemuan yang berlangsung empat hari ini, dihadiri juga oleh Kepala Kantor Kementerian agama Provinsi Maluku Utara, Drs. H. Abdullah Latopada, M.Pd.I, perwakilan keuskupan, Pastor Basilius Kolo, dan FX. Belekubun, Pembimas Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku Utara. (Pormadi)


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Senin, Mei 02, 2016

Makna Kerja menurut Uskup Agung Ignatius Suharyo

Setiap tanggal 1 Mei dunia memperingati Hari Buruh Internasional.

Tidak ketinggalan Gereja Katolik Keuskupan Agung Jakarta ikut berpartisipasi merayakan Hari Buruh Internasional melalui Perayaan Ekaristi. Pada Minggu (1/5), Uskup Agung Jakarta. Mgr. Ignatius Suharyo bersama 7 imam lainnya memimpin Ekaristi dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional di Gereja Paroki Santa Helena (1/5), Karawaci, Tangerang.

Menurut Ignasius Suharyo, dunia kerja seyogianya semakin bermartabat, adi dan manusiawi. "Di hari Buruh Internasional ini, saya lebih suka menggunakan Hari Pekerja Internasional, karena rasa bahasa saya, kata "pekerja" lebih bermartabat dibandingkan kata "buruh". Dunia pekerja dewasa ini seyogianya semakin bermartabat, adil dan manusiawi" pesannya kepada umat Katolik yang mengikuti perayaan Ekaristi.

Lebih lanjut, Ignasius Suharyo mengungkapkan 3 lapis makna kerja. Menurutnya, makna pertama, kita bekerja untuk mencari nafkah, tetapi bukan melulu mencari nafkah‎, tetapi juga untuk memuliakan martabat manusia. 

Kedua, dengan bekerja kita merasa bahagia, dengan kata lain kita bekerja juga untuk aktualisasi diri.

Ketiga, makna kerja adalah demi datangnya Kerajan Allah, seperti dalam ungkapan Doa Bapa Kami. Bekerja bermakna agar manusia semakin manusiawi‎, membangun masyarakat semakin adil dan sejahtera. 

Dengan ketiga makna itu, ia menegaskan, "sekecil ap‎apun pekerjaan kita, 'sehina' apapun pekerjaan kita, itu baik kalau mendatangkan 'Kerajaan Allah'‎, kebaikan bagi sesama, kesejahteraan bersama, pekerjaan itu sangat bermakna".

Peringatan Hari Buruh Internasional ini menjadi momen peringatan bagi pekerja dan pemberi kerja, pemerintah dan masyarakat bahwa bekerja itu harus diupayakan agar semakin bermartabat, adil dan menyejahterakan umat manusi. 


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.
Powered By Blogger