Trima kasih mengunjungi blog kami!

Para pengunjung yth. semua isi blog ini ditulis atau disusun atas kemauan pribadi. Itu berarti blog ini berisi aneka pendapat, pemahaman, persepsi pribadi, dan pemikiran pribadi atas lingkungan kerja dan hidup sekitarnya. Harapan kami isi blog ini bermanfaat bagi pengunjung yang memerlukannya. Salam, GBU.

Sabtu, Februari 20, 2016

Fenomena: Membantah dulu, Kemudian Diam, setelah terbukti

Bila kita ikuti pemberitaan media massa, banyak politisi, penegak hukum, artis dan tokoh lainnya, membantah dulu atas kasus yang dituduhkan kepadanya. Yang penting membantah dulu, kemudian diam seribu bahasa setelah terbukti di pengadilan atau tertangkap basah. 

Akil Muktar, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Nikita Mirjani, Hst, penyanyi dangdut "klepek-klepek" merupakan contoh-contoh yang paling segar diingatan kita.  ‎Jika dipikir lebih dalam, apa yang terjadi dalam kepribadian  mereka sehingga berani membantah duluan?

Dalam pandangan agama, mereka ini adalah orang yang tidak memiliki kepribadian utuh, alias terpecah. Mereka tidak memiliki integritas, sarunya kata dan perbuatan. Bahkan di antara artis tersebut, ada yang pernah mengaku sebagai orang yang baik, tidak terlibat dalam dunia prostitusi.

Integritas memang akan diuji di tengah adanya godaan atas uang, kekuasaan, dan kesenangan dunia lainnya. Nilai-nilai keyakinan pribadi, nilai agama dan norma masyarakat tersingkirkan oleh nilai-nilai sesaat, nikmat sementara.

Integritas menjadi penting dijaga. Kata dan perbuatan harus satu. Jika benar katakan benar, jika salah katakan salah. Malu dan munafiklah orang, bila membantah, kemudian diam tertunduk setelah tertangkap basah atau terbukti.


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender) Melawan Kodrat

Salah satu topik hangat sekarang ini adalah LGBT (‎Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender). Di tengah masyarakat terdapat pandangan yang pro dan yang kontra. Kebanyakan masyarakat, teristimewa tokoh lintas agama menolak keras.

Menurut logika dan pemikiran sederhana, LGBT itu melawan Kodrat alamiah manusia alias contra naturam (dalam bahasa Latin). Perkawinan LGBT itu tidak sesuai dengan kesejatian manusia ataupun binatang yang diciptakan dengan jenis kelamin pria atau wanita, jantan atau betina, maskulin atau feminin. Dengan dua jenis kelamin tersebut, manusia ataupun hewan bisa berkemban dan bertumbuh sesuai kodratnya. Belum pernah juga dikatakan bahwa perkawinan itu antara kelamin sejenis. Itu namanya "main pentungan".

Namun persoalannya sekarang adalah bagaimana keluarga, masyarakat dan negara menghargai mereka, memperlakukan mereka baik,  membantu mereka agar semakin sadar akan penyimpangan yang melawan Kodrat alamiah manusia tanpa melanggar hak asasinya. Sebab jika LGBT dibiarkan, bisa memengaruhi pemikiran anak-anak dan masa depannya. 

Pandangan bahwa LGBT sama dengan manusia normal/ alamiah  harus dilawan karena melawan kodrat, tapi manusianya harus dihargai karena sama-sama ciptaan Tuhan dan warga negara. Kembalikan mereka ke perilaku hidup normal, sesuai Kodrat manusiawinya. Jangan biarkan anak-anak kita menjadi korban. 

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Powered By Blogger