Trima kasih mengunjungi blog kami!

Para pengunjung yth. semua isi blog ini ditulis atau disusun atas kemauan pribadi. Itu berarti blog ini berisi aneka pendapat, pemahaman, persepsi pribadi, dan pemikiran pribadi atas lingkungan kerja dan hidup sekitarnya. Harapan kami isi blog ini bermanfaat bagi pengunjung yang memerlukannya. Salam, GBU.

Selasa, Desember 30, 2014

Pemberian Tunjangan Kinerja ASN


(Ilustrasi gambar oleh pormadi)
oleh Pormadi Simbolon

Seiring dengan semangat reformasi birokrasi, tunjangan kinerja, akan direalisasikan tahun ini bagi semua aparatur sipil negara (ASN) di Kementerian/Lembaga, bahkan sebagian besar mereka sudah menerimanya, seperti di Kementerian Keuangan dan kementerian lainnya. Pertanyaannya, apakah semua aparatur sipil negara sudah bekerja dengan kinerja yang layak untuk diberi tunjangan kinerja?

Pemberian tunjangan kinerja bagi pegawai ASN dinilai dari dasar kinerja yang dicapai. Jika seorang pegawai memiliki prestasi atau kerja keras maka ia akan diberi reward atau imbalan atas prestasinya

“Penyakit Lama”

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada pegawai ASN yang baik, sudah menjadi pengetahuan umum, banyak dari aparatur sipil negara datang, absen, duduk di kantin, baca koran dan sore menunggu absen pulang, Tak jarang aparatur sipil negara disebut mengidap berbagai "penyakit" seperti: "kudis" alias kurang disiplin, "asma" alias asal mengisi absen, "TBC" alias tidak bisa computer, "Kram" alias kurang terampil, "asam urat" alias asal sampai kantor terus uring-uringan atau tidur, "ginjal" alias gaji ingin naik tapi kerjanya lamban, dan "pucat" alias pulang cepat.

Untuk menyembuhkan "penyakitl ini, di satu sisi, pembenahan kerja dan kinerja pegawai ASN yang berintegritas dan profesional sudah harus secepatnya dilakukan pemerintah agar masyarakat benar-benar merasakan pelayanan prima. Di sisi lain, pegawai ASN yang ada harus mau berubah dan mengikuti semangat perbaikan dengan mengubah budaya lama dan menyembuhkan berbagai "penyakit" di atas dengan menghidupi budaya kerja, jujur, disiplin, inovatif dan profesional.



Penyembuhan “penyakit”

Ada harapan baru, bahwa sejak Pemerintahan SBY dan digemakan oleh pemerintahan sekarang melalui Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi akan dapat mengupayakan dan merealisasikan reformasi birokrasi melalui 8 area perubahan, antara lain mewujudkan sumber daya manusia ASN yang berintegritas, profesional, kompeten, capable, berkinerja tinggi dan sejahtera.

Berbagai upaya dapat dilakukan dalam mengurangi penyakit aparatur sipil negara. Untuk menegakkan disiplin, pimpinan terlebih dahulu menjadi teladan dalam hal kehadiran, pekerjaan dan tindakan. Lewat teladan, pimpinan kementerian/lembaga/instansi pemerintah mempunyai wibawa dan daya "tekan" kepada bawahan. Pimpinan memiliki power mempengaruhi dan menggerakkan bawahan dengan sekali-kali blusukan ke bawah.

Kedua, setiap pimpinan Kementerian/Lembaga/instansi Pemerinah dapat membimbing para bawahan agar membuat laporan kerja secara periodik, antara lain laporan kerja harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Hal ini akan menantang setiap pegawai ASN benar-benar melaksanakan pekerjaannya sesuai SOP dan uraian jabatannya.

Ketiga, proses rekrutmen atau promosi terbuka akan menjaring banyak sumber daya manusia potensial lintas kementerian, lembaga dan instasi pemerintah lainnya. Pegawai yang pantas lulus adalah mereka yang memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan bidang tugas di kementerian, lembaga dan instansi pemerintah.

Keempat, kompetensi dan profesionalitas pegawai ASN perlu ditingkatkan melaui pendidikan dan pelatihan yang benar-benar obyektif dan adil bagi semua pegawai yang layak. Proses pendidikan dan pelatihan tidak lagi asal-asalan, asal ada sertifikat sebagai sebuah persyaratan, tetapi benar-benar relevan dengan tugas dan fungsinya.

Kelima, selain soal kompetensi, hal yang paling penting bagi seorang pegawai ASN adalah pembinaan kepribadian aparatur. Karena kerpibadian yang tidak baik, seorang pegawai bisa jatuh ke dalam perburuan kepentingan pribadi seperti mencari rente dalam pekerjaan (money oriented). Pribadi yang baik adalah mereka yang memiliki integritas dan sikap perilaku yang menghidupi etika dan moralitas. Jika moral dan etika buruk, maka pegawai tersebut bisa dipastikan tidak akan dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara total dan prima.

Pembenahan Pegawai ASN seturut semangat reformasi birokrasi yaitu mewujudkan sumber daya manusia ASN yang berintegritas, profesional, kompeten, capable, berkinerja tinggi dan sejahtera dapat terwujud. Pemberian tunjangan kinerja benar-benar sesuai dengan capaian kinerja dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Sudah saatnya, semua pegawai ASN dari yang tertinggi sampai yang terendah “membalas” tunjangan kinerja yang diberikan kepada mereka yang notabene berasal dari uang rakyat, dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat, bukannya meminta pelayanan. Semangat “menguasai” atau “memerintah” bukan jamannya lagi. Rakyat adalah “tuan-tuan” yang harus diabdi. Semoga. *) Pormadi Simbolon, pandangan pribadi, seorang pegawai ASN


Kamis, Desember 04, 2014

Angin Perubahan Jokowi-JK

Indonesia sedang mengalami angin perubahan. Angin perubahan menuju yang lebih baik. Angin perubahan mulai bergema sejak Jokowi menyampaikan ide pentingnya Revolusi Mental bagi Indonesia. Ide tersebut disambut kebanyakan orang Indonesia, lalu rakyat memilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK), sebagai pasangan {Presiden dan Wakil Presiden) periode 2014-2019). Keterpilihan Jokowi-JK semakin diperkuat dengan program Nawacitanya.

Setelah terpilih jadi Presiden dan Wakil Presiden, Jokowi-JK mulai menggerakkan perubahan-perubahan menuju Indonesia lebih baik.Dengan semboyan "Kerja, Kerja, Kerja", Jokowi-JK mengajak semua unsur pemerintahan untuk berubah, dan berupaya membangun Indonesia yang lebih baik.

Berbagai gebrakan perubahan yang semakin terasa sekarang (Desember 2014) adalah: kenaikan BBM untuk menyehatkan ekonomi, perbaikan melalui para pembantunya (menteri-menteri) dan reformasi birokrasi (dengan upaya aparatur sipil negara yang profesional dan berintegritas, open promotion and recruitment), pengedepanan konsumsi produk dalam negeri, perlawanan terhadap pihak asing yang melanggar kedaulatan NKRI, pembentukan tim pemberantasan mafia migas, penghematan keuangan negara, pemberian "kartu sakti", dan lain sebagainya.

Sayangnya, ada sekelompok orang masih sulit menerima ide dan gerakan perubahan yang dibawa Jokowi-JK. Sebagian orang masih merasa sakit hati dan tidak menerima dengan ikhlas "kemenangan" Jokowi-JK dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2014 lalu. Masih ada dendam dan dusta di antara kita sebagai anak bangsa.

Rakyat, dan siapa saja harus ikut berubah, paling tidak paradigma  untuk memajukan Indonesia yang lebih hebat dengan meningkatkan kualitas diri dan hidupnya.Mari bekerja,bekerja dan bekerja untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa Indosia. Semoga

Senin, November 10, 2014

Beberapa Catatan Sidang Tahunan KWI 2014



Beberapa hal terkait  informasi sementara tentang Sidang KWI 3-13 November 2014:
1.      Sidang KWI berlangsung dari 3-13 November 2014
2.      Acara pembukaan pada 3 November 2014: Sidang dibuka oleh Ketua Presidium KWI, MGr. Ignatius Suharyo, dihadiri oleh 36 Uskup, dihadiri juga oleh Dubes Vatikan untuk Indonersia, Mgr. Antonio Guido Filipazzi, Dirjen Bimas Katolik yang diwakili oleh Sesditjen Bimas Katolik, Agustinus Tungga Gempa, utusan PGI yang juga Sekum PGI oleh Pendeta Gomar Gultom, dan juga dihadiri oleh Yulius Kardinal Darmaatmadja SJ.

Ketua Presidium KWI dalam sambutannya mengajak semua Uskup dari seluruh Indonesia untuk berkaca pada semangat pembaruan yang kini tengah hangat-hangatnya dihidupi oleh Paus Fransiskus: sosok Gereja yang keluar dari lingkungan zona amannya sendiri dan pergi serta datang menjumpai masyarakat manusia.

Dirjen Bimas Katolik yang diwakili oleh Sesditjen Bimas Katolik mengulas beberapa poin yang menjadi harapan Bapa Suci sebagaimana tersaji dalam dokumen Evangelii Gaudium. Inilah visi baru gereja dalam duniamodern. Gereja menjumpai manusia.

Pendeta Gultom mengajak semua peserta untuk merefleksikan kesiapan Gereja dalam menghadapi revolusi mental yang sedang dihidupi dan menjadi model kepemimpinan Presiden. Ajakan revolusi mental sudah menjadi bagian dari seruan Surat Paulus kepada umat di Roma 12:2, “…berubahlah oleh budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Nuncio Vatikan, Mgr. Antonio Guido Filipazzi mengatakan KWI dan perwakilan kepausan sama-sama melayani Gereja Katolik di Indonesia. Ia juga mengharapkan agar pelayanan bersama ini dapat terlaksana dengan baik.

3.      Tema Sidang KWI: mempelajari Seruan Apostolik “Evangelii Gaudium” (sukacita Injil) yang diterbitkan pada 24 November 2013.
4.      Tujuan sidang: agar Gereja Katolik tetap melanjutkan upayanya untuk mencari dan melaksanakan cara baru menjadi Gereja Katolik Indonesia. Dengan pembelajaran ini KWI akan menyampaikan pesan Sidang Tahunan KWI 2014: “Mewartakan Sukacita Injil” kepada seluruh umat Katolik. Dengan mempelajari  Seruan Apostolik “Sukcita Injil” diharapkan Gereja menjadi sukacita bagi seluruh warga dan masyarakat.
5.      Sidang 6-13 November 2014: Sidang Tahunan ini diisi dengan penyajian Laporan-laporan Komisi, Lembaga, Sekretariat, dan Departemen (KLSD) KWI.
6.      Pesan Natal bersama hasil pembicaraan bersama PGI dan KWI: “Berjumpa dengan Allah dalam Keluarga
7.      Pada 8 November 2014: Konferensi pimpinan Tarekat-Tarekat di Indonesia (KOPTARI) berencana mengisi tahun 2015 sebagai Tahun Hidup Bakti. Tema Tahun Hidup Bakti 2015 adalah: “Mensyukuri dan Memberi Kesaksian tentang Keindahan Mengikuti Kristus sebagai religius”. KOPTARI berharap agar KWI menerbitkan Surat Gembala Menyongsong Tahun Hidup Bakti 2015.
8.      Minggu, 9 November 2014, para Uskup merayakan Ekaristi di Gereja Santo Matias Rasul Kosambi, untuk mendukung Gerakan Orangtua Asuh untuk Seminari (GOTAUS)
9.      Ada wacana apakah  Asian Youth Day 2017 akan disatukan dengan Indonesian Youth Day yang akan diadakan di Manado tahun 2017.
10.  Sidang KWI akan berakhir pada Kamis, 13 November 2014 dan ditutup dengan Misa perayaan syukur 90 tahun KWI.

Sumber: diolah dari berbagai sumber
Powered By Blogger